BNK Sosialisasi
Kab Bandung Bnn - Sebanyak 200 pelajar SMA/SMK bersama para
pembimbing yang tersebar di 20 sekolah di Kec. Majalaya, Kab. Bandung,
mengikuti sosialisasi penyuluhan bahaya narkoba, di halaman kantor Camat
Majalaya, Sabtu (20/10). Sosialisasi dihadiri Ketua Badan Narkotika Kabupaten
(BNK) Bandung sekaligus Wakil Bupati Bandung, Deden R. Rumaji, Camat Majalaya
H. Aep Ahmad Muslim, M.Si., Kapolsek Majalaya Kompol Rundi Adesunia, dan
instansi terkait lainnya.
Menurut Deden, sosialisasi tersebut merupakan agenda rutin BNK terhadap para siswa maupun masyarakat umum. Dikatakan, presentasi penyebaran dan penyalahgunaan narkoba di Kab. Bandung memang mengalami penurunan, namun jumlahnya mengalami kenaikan. "Kita berusaha untuk terus menekan persentase penyalahgunaan narkoba," tegas Deden.
Wabub penambahkan, sosialisasi tersebut dilakukan guna meminimalisasi dan mempersempit ruang gerak pelaku peredaran narkoba di wilayah Kab. Bandung. "Jangan sampai para pelajar dijadikan objek sasaran peredaran narkoba, atau menjadi pengguna narkoba," tandasnya.
Ia mengatakan, penyebab penyebaran narkoba bisa karena faktor lingkungan, pengangguran serta karena dampak sosial masyarakat. "Memang kita harus jujur, bahwa setiap tahunnya mencari lapangan kerja itu sangat susah," katanya.
Deden menambahkan, pentingnya sosialisasi penyuluhan pencegahan bahaya narkoba terhadap para pelajar itu mengingat mereka sangat rentan menjadi korbannya. "Masa remaja itu merupakan masa labil, sehingga sangat rentan menjadi korban narkoba," paparnya.
Deden juga mengatakan, penyuluhan narkoba tersebut dilakukan sebagai upaya preventif dan pencegahan terhadap penggunaan dan peredaran barang haram tersebut. "Karena itulah kita lakukan sosialisasi bahaya narkoba sejak dini kepada para pelajar," jelasnya.
Peran Ibu
Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Kabupaten Bandung pun mengajak kaum hawa khususnya para ibu berperan aktif dalam pencegahan peredaran dan penggunaan narkotika di Indonesia terutama di Kabupaten Bandung.
Sebab, pria yang juga menjadi Wakil Bupati Kabupaten Bandung itu menilai jika ibu memiliki peran penting dalam mengawasi anak-anaknya terutama dalam hal tumbuh kembangnya.
"Ibu sangat berpengaruh dalam pergaulan anak-anaknya," kata Deden.
Namun demikian, ucap Deden, persoalan narkotika tetap merupakan masalah yang harus dihadapi secara bersama-sama. Sebab masalah narkoba merupakan masalah yang cukup komplek sehingga membutuhkan kerja sama semua pihak.
Apalagi sasaran peredaran narkotika adalah para pelajar dan mahasiswa lantaran secara kejiwaan mereka masih labil dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Karena itu masyarakat harus menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih dari narkotika.
"Pengedar narkotika adalah musuh negara, tolong segera laporkan, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat ke pemerintah setempat jika mengetahui adanya peredaran narkotika," kata Deden.
Deden pun berencana, nantinya lebih mengutamakan penyuluhan dari pada penangkapan. Melalui program sabilulungan, kata Deden, bentuk pencegahan bisa dimulai di lingkungan pendidikan dengan cara ceramah, memberikan bekal ketermpilan sosial dan kegiatan lainnya.
"Masyarakat harus menekan peredaran narkotika. Jangan seperti di kota besar. Selain itu juga masyrakat harus mempersempit ruang gerak para pengedar," katanya.
Deden pun akan meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung untuk mengendalikan pemnjualan obat desktro. Pasalanya obat batuk itu masih bebas dijualbelikan di apotek.
"Penjualannya harus diperketat dengan menggunakan resep dokter. Karena selama ini dekstro disalahgunakan menjadi obat pengganti pil koplo," katanya.
Terkait dengan tingkat pengguna narkotika di Kabupaten Bandung, Deden masih belum merasa puas. Akan tetapi Dede mengatakan pengguna narkotika di Kabupaten Bandung tidak bertambah, malahan dari tahun ketahun menurun.
Itu sebabnya pihaknya tetap berharap dan mengajak semua elemen untuk berperan aktif mencegah dengan melibatkan unsur muspida,muspika,kejari, dan Polres Bandung.
"Tahun 2011 yang dikirim ke Panti Rehabilitasi Lembang sekitar 15 orang dan tahun sekarang 10 orang dikirim ke Panti Galih, itu pertanda sosialisasi kami cukup berperan aktif dalam upaya pencegahan," ucap Deden.(Dent)
Menurut Deden, sosialisasi tersebut merupakan agenda rutin BNK terhadap para siswa maupun masyarakat umum. Dikatakan, presentasi penyebaran dan penyalahgunaan narkoba di Kab. Bandung memang mengalami penurunan, namun jumlahnya mengalami kenaikan. "Kita berusaha untuk terus menekan persentase penyalahgunaan narkoba," tegas Deden.
Wabub penambahkan, sosialisasi tersebut dilakukan guna meminimalisasi dan mempersempit ruang gerak pelaku peredaran narkoba di wilayah Kab. Bandung. "Jangan sampai para pelajar dijadikan objek sasaran peredaran narkoba, atau menjadi pengguna narkoba," tandasnya.
Ia mengatakan, penyebab penyebaran narkoba bisa karena faktor lingkungan, pengangguran serta karena dampak sosial masyarakat. "Memang kita harus jujur, bahwa setiap tahunnya mencari lapangan kerja itu sangat susah," katanya.
Deden menambahkan, pentingnya sosialisasi penyuluhan pencegahan bahaya narkoba terhadap para pelajar itu mengingat mereka sangat rentan menjadi korbannya. "Masa remaja itu merupakan masa labil, sehingga sangat rentan menjadi korban narkoba," paparnya.
Deden juga mengatakan, penyuluhan narkoba tersebut dilakukan sebagai upaya preventif dan pencegahan terhadap penggunaan dan peredaran barang haram tersebut. "Karena itulah kita lakukan sosialisasi bahaya narkoba sejak dini kepada para pelajar," jelasnya.
Peran Ibu
Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Kabupaten Bandung pun mengajak kaum hawa khususnya para ibu berperan aktif dalam pencegahan peredaran dan penggunaan narkotika di Indonesia terutama di Kabupaten Bandung.
Sebab, pria yang juga menjadi Wakil Bupati Kabupaten Bandung itu menilai jika ibu memiliki peran penting dalam mengawasi anak-anaknya terutama dalam hal tumbuh kembangnya.
"Ibu sangat berpengaruh dalam pergaulan anak-anaknya," kata Deden.
Namun demikian, ucap Deden, persoalan narkotika tetap merupakan masalah yang harus dihadapi secara bersama-sama. Sebab masalah narkoba merupakan masalah yang cukup komplek sehingga membutuhkan kerja sama semua pihak.
Apalagi sasaran peredaran narkotika adalah para pelajar dan mahasiswa lantaran secara kejiwaan mereka masih labil dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Karena itu masyarakat harus menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih dari narkotika.
"Pengedar narkotika adalah musuh negara, tolong segera laporkan, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat ke pemerintah setempat jika mengetahui adanya peredaran narkotika," kata Deden.
Deden pun berencana, nantinya lebih mengutamakan penyuluhan dari pada penangkapan. Melalui program sabilulungan, kata Deden, bentuk pencegahan bisa dimulai di lingkungan pendidikan dengan cara ceramah, memberikan bekal ketermpilan sosial dan kegiatan lainnya.
"Masyarakat harus menekan peredaran narkotika. Jangan seperti di kota besar. Selain itu juga masyrakat harus mempersempit ruang gerak para pengedar," katanya.
Deden pun akan meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung untuk mengendalikan pemnjualan obat desktro. Pasalanya obat batuk itu masih bebas dijualbelikan di apotek.
"Penjualannya harus diperketat dengan menggunakan resep dokter. Karena selama ini dekstro disalahgunakan menjadi obat pengganti pil koplo," katanya.
Terkait dengan tingkat pengguna narkotika di Kabupaten Bandung, Deden masih belum merasa puas. Akan tetapi Dede mengatakan pengguna narkotika di Kabupaten Bandung tidak bertambah, malahan dari tahun ketahun menurun.
Itu sebabnya pihaknya tetap berharap dan mengajak semua elemen untuk berperan aktif mencegah dengan melibatkan unsur muspida,muspika,kejari, dan Polres Bandung.
"Tahun 2011 yang dikirim ke Panti Rehabilitasi Lembang sekitar 15 orang dan tahun sekarang 10 orang dikirim ke Panti Galih, itu pertanda sosialisasi kami cukup berperan aktif dalam upaya pencegahan," ucap Deden.(Dent)