Jelang
Pilkada Jabar
Istimewa |
Jatinangor
Bn - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa
Barat (Jabar) menyiapkan antisipasi terburuk untuk menghadapi pemilihan
gubernur dan wakil gubernur Jabar yang rencananya akan berlangsung di awal
2013.
Hal itu dikatakan Wakil Kepala Polda Jabar, Brigjen Hengkie Kaluara usai menutup latihan gabungan antarfungsi di di Markas Brimob Polda Jabar, di Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis (26/10) sore.
"Sesuai latihan yang memang dipersiapkan untuk pengamanan langsung pilgub, operasi ini disesuaikan dengan situasi masyarakat yang cepat berubah dan dinamikan yang terjadi di masyarakat," kata Hengkie ketika ditemui wartawan.
Meski masih menyisakan beberapa bulan lagi, Hengkie menyebutkan, Polda Jabar menyiapkan sekitar 20 ribu personil. Hal itu dilakukan untuk memberikan keamanan, ketertiban, dan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan hak suaranya dalam pilgub nanti.
"Jumlah tersebut 2/3 kekuatan Polda Jabar. Tapi jumlah personel yang berhadapan dan melakukan pengamanan langsung sekitar 750 personel," ujar Hengkie.
Dikatakan Hengkie, operasi pengamanan pilgub yang diberi nama sandi operasi Praja Lodaya 2013 itu memiliki enam tahapan pengamanan. Tahapan tersebut memberikan gambaran kesiapan Polda Jabar dalam pengamanan. Itu sebabnya pada latihan tersebut juga dihadiri Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jabar dan Pengawas Pemilu Pligub 2013.
"Dalam latihan juga lengkap diperlihatkan kesiapan kami dalam pengamanan mulai dari tahapan pencalonan sampai dengan pelantikan wagub dengan situasi paling buruk juga ditonjolkan cara mengantisipasinya," kata Hengkie.
Adapun tahapannya yakni, pengamanan penetapan cagub dan cawagub, pengamanan kampanye pada tanggal 7-20 Februari 2013, pengamanan masa tenang pada 21-23 Februari 2013, pengamanan tempat pemungutan suara (TPS) pada 23-25 Februari 2013, pengamanan penghitungan ulang suara pada 25 Februari-2 Maret 2013, dan pengamanan pelantikan gubernur dan wakil gubernur pada 13 Juni 2013.
Hal itu dikatakan Wakil Kepala Polda Jabar, Brigjen Hengkie Kaluara usai menutup latihan gabungan antarfungsi di di Markas Brimob Polda Jabar, di Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis (26/10) sore.
"Sesuai latihan yang memang dipersiapkan untuk pengamanan langsung pilgub, operasi ini disesuaikan dengan situasi masyarakat yang cepat berubah dan dinamikan yang terjadi di masyarakat," kata Hengkie ketika ditemui wartawan.
Meski masih menyisakan beberapa bulan lagi, Hengkie menyebutkan, Polda Jabar menyiapkan sekitar 20 ribu personil. Hal itu dilakukan untuk memberikan keamanan, ketertiban, dan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan hak suaranya dalam pilgub nanti.
"Jumlah tersebut 2/3 kekuatan Polda Jabar. Tapi jumlah personel yang berhadapan dan melakukan pengamanan langsung sekitar 750 personel," ujar Hengkie.
Dikatakan Hengkie, operasi pengamanan pilgub yang diberi nama sandi operasi Praja Lodaya 2013 itu memiliki enam tahapan pengamanan. Tahapan tersebut memberikan gambaran kesiapan Polda Jabar dalam pengamanan. Itu sebabnya pada latihan tersebut juga dihadiri Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jabar dan Pengawas Pemilu Pligub 2013.
"Dalam latihan juga lengkap diperlihatkan kesiapan kami dalam pengamanan mulai dari tahapan pencalonan sampai dengan pelantikan wagub dengan situasi paling buruk juga ditonjolkan cara mengantisipasinya," kata Hengkie.
Adapun tahapannya yakni, pengamanan penetapan cagub dan cawagub, pengamanan kampanye pada tanggal 7-20 Februari 2013, pengamanan masa tenang pada 21-23 Februari 2013, pengamanan tempat pemungutan suara (TPS) pada 23-25 Februari 2013, pengamanan penghitungan ulang suara pada 25 Februari-2 Maret 2013, dan pengamanan pelantikan gubernur dan wakil gubernur pada 13 Juni 2013.
Simulasi Jelang pengamanan Pilkada jabar/doc dent |
Untuk skala prioritas pengamanan, Hengkie mengatakan semua wilayah memiliki
prioritas lantaran pilgub ini diikuti semua kota/kabupaten di Jabar. Itu
sebabnya, kata Hengkie, Polda Jabar meminta informasi dan laporan hasil
evaluasi dari masing-masing satuan wilayah tingkat kota/kabupaten untuk
menyiapkan pengamanan sedini mungkin.
"Yang jelas kami sudah siapkan situasi paling jelek agar anggota semuanya siap dan jangan sampai lengah dan menganggap kegiatan rutin. Karena operasi itu berbeda dari pekerjaan sehari-hari. Operasi itu sasarannya jelas, batas waktunya jelas, cara bertindaknya jelas. dan orang-orangnya jelas," kata Hengkie.
Hengkie pun mengaku, Polda Jabar sudah mencermati dan mengikuti perkembangan kegiatan teroris dalam beberapa waktu lalu seperti yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah, dan Jawa Tengah. Itu mengapa Polda Jabar memiliki standard operating procedure (SOP) dalam pengamanan pilgub nanti.
"Ada tim yang mengantisipasi situasi jika berubah menjadi anarkistis. Seperti unit anti anarkis, unit anti teror dan penjinak bom. Itu tim yang dipersiapkan jika situasi sangat kritis. Sebab jika dibiarkan akan menimbulkan korban yang lebih besar baik jiwa dan harta benda," ujar Hengkie.
Ketika ditanya ada prosedur tembak di tempat, Hengkie tidak mengiyakan dan tidak menidakkan. Ia hanya menjawab semua itu sudah diatur dalam SOP ketika menggunakan senjata. "Prosedur itu sudah diatur menggunakan peluru apa dan tahapannya jelas," kata Hengkie.
Hengkie pun yakin meski pengamanan berbarengan dengan datangngnya tahun baru dan natal tidak menjadi masalah. Sebab kedua agenda tersenut itu merupakan kalendar kamtibnas yang disiapkan. "Semua tetap menjadi prioritas. Sasarannya berbeda tapi anggotanya sama," kata Hengkie.(Dent)
"Yang jelas kami sudah siapkan situasi paling jelek agar anggota semuanya siap dan jangan sampai lengah dan menganggap kegiatan rutin. Karena operasi itu berbeda dari pekerjaan sehari-hari. Operasi itu sasarannya jelas, batas waktunya jelas, cara bertindaknya jelas. dan orang-orangnya jelas," kata Hengkie.
Hengkie pun mengaku, Polda Jabar sudah mencermati dan mengikuti perkembangan kegiatan teroris dalam beberapa waktu lalu seperti yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah, dan Jawa Tengah. Itu mengapa Polda Jabar memiliki standard operating procedure (SOP) dalam pengamanan pilgub nanti.
"Ada tim yang mengantisipasi situasi jika berubah menjadi anarkistis. Seperti unit anti anarkis, unit anti teror dan penjinak bom. Itu tim yang dipersiapkan jika situasi sangat kritis. Sebab jika dibiarkan akan menimbulkan korban yang lebih besar baik jiwa dan harta benda," ujar Hengkie.
Ketika ditanya ada prosedur tembak di tempat, Hengkie tidak mengiyakan dan tidak menidakkan. Ia hanya menjawab semua itu sudah diatur dalam SOP ketika menggunakan senjata. "Prosedur itu sudah diatur menggunakan peluru apa dan tahapannya jelas," kata Hengkie.
Hengkie pun yakin meski pengamanan berbarengan dengan datangngnya tahun baru dan natal tidak menjadi masalah. Sebab kedua agenda tersenut itu merupakan kalendar kamtibnas yang disiapkan. "Semua tetap menjadi prioritas. Sasarannya berbeda tapi anggotanya sama," kata Hengkie.(Dent)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar