Blogger news

Powered By Blogger
Ditulis Oleh Para Jurnal Indonesia. Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu

Latest Post

Sabtu, 06 Oktober 2012

Jalan Cinangka – Cihanyir Kondisinya Rusak Parah


* jalan cepat rusak karena kerap diinjak truk bermuatan Batu overload  
Kabar Nusantara- Warga kecamatan Cikancung mengeluhkan kondisi Jalan Cinangka- Ciluluk atau tepatnya jalan dari Desa Cinangka sampai Desa Cihanyir yang rusak parah.
Hal itu dibenarkan Camat Cikancung, Achmad Solihin ketika ditemui wartawan di kantor Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, Rabu (3/10). 
Menurut Achmad, jalan yang menghubungkan Cikancung dengan Jalan Raya Cijapati itu rusak akibat kerap dilewati truk-truk pengangkut batu dari perusahaan penambang batu yang ada di Desa Cikancung, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung.
"Setiap hari ada 100 truk mondar-mandir di jalan itu, dengan muatan yang melebihi kapasitas (Overload) ujar Achmad.
Diakui Achmad, pihak perusahaan yang menjadikan jalan tersebut untuk dilalui truk-truknya itu memang minim perhatian. Bahkan, ucap Achmad, komitmen perusahaan yang akan memberikan bantuan dana untuk memperbaiki jalan tersebut belum terealiasasi hingga saat ini.
"Sudah sekitar dua tahun ini jalan tersebut belum diperbaiki," ujar Achmad. Ia pun mengatakan, bahkan masyarakat sempat demo ke kantor kecamatan sebelum Lebaran karena jalan tersebut tak kunjung diperbaiki.
Achmad mengaku, pihaknya sudah mengajukan permohonan ke dinas terkait, yakni Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Bandung tetang perbaikan jalan tersebut. Namun pihak DPU hanya memberikan bantuan dana sekitar Rp 200 juta untuk menghaluskan sebagian jalan tersebut.
"Kalau ditotal biaya perbaikan sampai 700 juta," ujar Achmad.
Sementara dikatakannya, pihak perusahaan pun kini lebih memilih melewati Jalan Cihanyir-Ciluluk lantaran kondisi jalan tersebut sudah mulus diaspal DPU.
"Jangan cuma mau enaknya saja lewat jalan yang sudah diaspal. Minimal jalan-jalan yang berlubang dan rusak bisa diperbaiki kan bisa mengurangi dana perbaikan jalan yang rencananya di hot mix," ujarnya.

Berdasarkan pantauan “KN”, jalan yang menjadi keluhan warga tersebut kondisinya memang memprihatinkan. Sebagian badan jalan tersebut terkikis. Lapisan aspal pada permukaan jalan jarang terlihat, sebaliknya bebatuan kerikil terlihat sepanjang jalan.
Pengguna jalan yang tak terbiasa dengan kondisi ini selalu terancam bahaya. Apalagi jalan menuju desa ini dalam kondisi berkelok dan menurun. Belum lagi kondisi jalan yang kering sehingga menyebabkan debu yang membahayakan penglihatan dan pernafasan para pengguna jalan.
Achmad mengaku, masyarakat memang bukan pertama kalinya menuntut pertanggungjawaban perusahaan penambang batu tersebut.  Sebelumnya, kata Achmad, warga mengeluh dampak dari kegiatan penambangan batu tersebut. Namun persoalan tersebut sudah selesai setelah dibentuk pengurus pendapatan asli daerah (PAD) untuk setiap RW.  "Warga mengeluh adanya debu dari kegiatan penambangan sehingga menganggu pernafasan," ujarnya.(Dent)

Pengendara Sepeda Motor Tewas Seketika


Kabar Nusantara- Ibu Ina (45) warga RT 02 RW 14 Kampung Gudang, Desa Bumiwangi, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, menutup mata ketika melihat kecelakaan yang terjadi di Jalan Laswi, Kampung Ciheulang Gudang, Desa Bumiwangi, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Kamis (4/10), sekitar pukul 09.00.
Kecelakaan yang melibatkan motor dan mobil itu menewaskan seorang pria yang masih merupakan warga Desa Bumiwangi, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung.
"Kampungnya saja yang berbeda," ujar wanita yang kebetulan sedang belanja di warung yang berada di depan lokasi kejadian, Kamis (4/10). Dikatakannya, pria tersebut memiliki nama panggilan Ogin(35)  yang merupakan warga RT 1 RW 7 Kampung Cikopo.
Meski tak tahu pasti kecelakaan tersebut, Ina mengaku, mendengar suara bising knalpot motor dari kejauhan. Menurutnya, motor yang dikendarai Ogin ke arah Ciparay itu melaju dengan kecepatan yang cukup kencang. "Tiba-tiba saja ada motor jatuh setelah bersenggolan dengan sebuah mobil," ujar wanita yang menjadi Ibu RT 02 itu.
Hal senada juga diutarakan saksi mata lainnya, Adad Hamdani (57) warga RT 4 RW 14 Kampung Gudang, Desa Bumiwangi, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Kamis (4/10). Ia mengatakan Ogin tewas di tempat karena mengalami luka parah pada kepalanya.
"Awalnya kepala korban terbentur pantat truk terlebih dulu sehingga terjatuh setelah gagal menyalipnya. Kemudian dari arah berlawanan muncul mobil yang kemudian melindas kepalanya," ujarnya.
Dikatakannya, mobil yang melindas Ogin diduga Avansa kuning. "Kalau plat nomornya kurang begitu hapal. Karena langsung pergi. Tidak tahu perginya ke mana," ujarnya. Sementara itu, kendaraan korban dengan nomor polisi B 6359 NF mengalami rusak parah. Motor yang digunakannya yakni Suzuki RG. Bodi bagian samping kanannya rusak tak berbentuk lagi.
Adad yang mengenal Ogin seorang pemborong bangunan itu menilai, korban dalam perjalanan pulang menuju rumahnya. Pasalnya korban kecelaakan pergi tanpa menggunakan pengaman kepala. "Dia cuma pakai topi. Mungkin karena perginya hanya dekat," ujarnya.
Di samping itu, Adad menduga, Ogin sehabis membeli bahan material dari toko yang letaknya hanya sekitar 250 meter dari lokasi kecelakaan. Pasalnya, kata Adad, korban membawa kusen. "Mungkin dia sedang membangun rumah di kampungnya karena dia memang dikenal sebagai pemborong," ujarnya.
Berdasarkan keterangan dari salah seorang anggota Polsek Ciparay saat dimintai keteranganya oleh “KN” Mengatakan, Jasad Korban langsung di evakuasi ke rumah sakit Al Iksan BaleEndah Bandung dan kasus kecelakaan ini langsung di tangani Pihak Polres Bandung. ‘’agar lebih jelas inpormasinya, dari pihak Polres aja lah,”katanya
Sementara itu, Kasatlantas Polres Bandung, AKP Lukman Syarif, saat dimintai ketrangan Via tlp Selulernya (4/10)membenarkan kecelakaan yang terjadi di Jalan Laswi , Kampung Ciheulang Gudang, Desa Bumiwangi, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Kamis (4/10), sekitar pukul 09.00.
Dikatakannya, korban meninggal bernama Ujang Rohimat (Ogin 35). Sedangkan mobil yang menabrak  adalah Kijang dengan plat nomor D 1218 OP.  Adapun penabrak bernama Ujang Wahyu (57), warga Kampung Lembang RT 1 RW 10 Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. (Deden Kusdinar)

Pemilih Pemula Mulai di Kenalkan Pendidikan Politik


Kabar Nusantara- Keberadaan pemilih pemula amat menentukan keberhasilan pemilihan gubernur (pilgub) tahun 2013 maupun pemilihan legislatif dan presiden/wakil preaiden pada tahun 2014. Sayangnya para pemilih pemula belum mendapatkan pendidikan politik yang baik sehingga mereka memilih asal atau tak memilih sama sekali.
"Pemilih pemula yang berusia 17 tahun atau sudah menikah jangan apatis politik. Pemilu merupakan langkah bagi terbentuknya pemerintahan negara dalam suatu sistem politik modernm," kata Bupati Bandung H. Dadang M. Naser dalam pendidikan politik bagi pemilih Pemula, yang dipusatkan di Aula SMAN I Rancaekek, Kecamatan Rancaekek,Kamis (4/10).


Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab Bandung.Drs Juhana menyematkan tanda peserta terhadap salah seorang siswi SMA Negeri 1 Rancaekek Jl Walini Desa Bojongloa, Kecamatan Rancaekek,Kab Bandung,Kamis(4/10).Hal Tersebut dilakukan usai Kadisdik meresmikan kegiatan peningkatan partisipasi Masyarakat melalui pendidikan Politik bagi pemilih Pemula tingkat kabupaten Bandung dilingkungan sekolah yang ada.(Doc/Dent)   

Penataan hidup bernegara dan berpemerintahan, kata Dadang, perlu diselenggarakannya pemilu yang berkualitas. "Salah satu ukuran penyelenggaraan pemilu yang berkualitas adalah adanya partisipasi dari seluruh element masyarakat, termasuk didalamnya para pelajar selaku pemilih pemula. Bagi para pemilih pemula, ketika akan memilih seorang pimpinan hendaknya melihat dahulu latar belakang, prestasi serta pengalaman berorganisasinya," katanya.

Disamping itu program yang ditawarkan pun harus jelas dan logis, serta berkomitment untuk mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan.
"Seseorang yang baru menginjak usia 17 tahun, dalam kancah politik dia baru bisa menggunakan haknya untuk memilih bukan dipilih. Kalau dalam organisasi kepemudaan seperti karang taruna atau OSIS sekolah, dia sudah bisa dipilih menjadi seorang pemimpin," katanya.
Sedangkan Kepala Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol) Kab. Bandung, Iman Irianto mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya mengenalkan dunia politik kepada pemilih pemula.
"Kita berikan pemahaman mengenai arti politik bagi pemilih pemula. Materi yang disampaikan akan mengarahkan mereka agar bisa menggunakan hak pilihnya dengan benar. Hal ini dilakukan karena dalam jangka waktu dekat masyarakat Jawa Barat akan melakukan pesta demokrasi.," katanya,
Pada Februari 2013 nanti kita akan dihadapkan pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur, kemudian April 2014, akan dilakukan pemilihan presiden dan legislatif,
"Kami ingin pada saat pemilihan nanti para pemula ini bisa menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar," kata Iman. yang menambah jumlah pemilih pemula cukup besar sekitar 10 persen dari jumlah pemilih 2,3 juta orang
Melalui kegiatan tersebut, Iman pun berharap para pemilih pemula bisa mengenal tentang politik dan berorganisasi serta memiliki tujuan ke depan yang lebih positif.
"Harapan ke depan, semoga generasi muda ini suatu saat nanti bisa menjadi kader pemimpin dalam kancah perpolitikan, baik sebagai wakil rakyat maupun pimpinan daerah." Ujarnya(Deden Kusdinar)

Ratusan Warga Was-was Dengan Lubernya Air Lindi Ketika Musim Hujan



Kabar Nusantara- Ratusan warga Kampung Cicangri dan Kampung Karangwulang, Desa Rancakole, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, merasa khawatir lantaran sebentar lagi memasuki musim penghujan.
Hal itu dikarenakan limbah lindi (air yang keluar dari sampah) yang berasal dari tempat pembuangan akhir (TPA) Babakan, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, akan mengalir di Sungai Cieuletik, sungai yang melalui RW 1 dan RW 2.
"Akibat pengolahan limbah di TPA Babakan yang belum berfungsi dengan normal dan benar, air sungainya menjadi bau karena air lindinya meluber ke sungai. Belum lagi banjir sampai masuk ke rumah-rumah," kata Mamad (60) Ketua RT 1 RW 2 Kampung Cicangri, Desa Rancakole, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Kamis (4/10).
Mamad mengaku, limbah lindi TPA Babakan memang dibuang ke Sungai Cileutik. Namun, kata Mamad, air lindi tak banyak mengalir di sungai tersebut ketika musim kemarau. "Kalau kemarau airnya masih bisa tertampung di kolam penampungan lindi. Kalau mengalir pasti sungainya berwana hitam," katanya.
  Tak hanya mencemari aliran sungai, Mamad menduga dampak air lindi juga mencemari air sumur warga. Bahkan beberapa sumur warga ada yang tak lagi digunakan untuk kebutuhan sehari-hari karena takut keracunan. "Dulu sebelum ada TPA airnya jernih dan bisa diminum. Sekarang warnanya kuning," ujarnya.
Karena itu Mamad meminta pemerintah segera menguji air sumur warga yang kebanyakan hanya digunakan untuk mandi cuci kakus (MCK) itu lantaran warnya berubah. "Mungkin airnya seperti itu karena ada resapan dari air sungai yang tercemar," katanya. Ia mengaku warga memang sudah banyak mengeluh, namun pemerintah minim perhatian.
Sementara itu warga RT 1 RW 2 Kampung Cicangri Suwandi (45)dan Eye (70) berharap TPA Babakan bisa segera pindah ke tempat lain. Apalagi, kata keduanya, kontrak TPA itu kabarnya akan habis pada 2014. "Kalau bisa segera pindah ke TPA yang di Nagreg. Agar dampak dari adanya TPA Babakan tidak dialami warga," ujar Suwandi ditemui di kediamannya. Ia menyebut, semua yang berkaitan dengan sampah pasti mengeluarkan bau.
Hal senada juga diutarakan Haji Emed Memed Dinata (68) warga RT 4 RW 2, Kampung Karangwulang, Desa Rancakole, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung. Ia pun membenarkan ratusan warga mengeluh limbah lindi yang mengalir di Sungai Cileutik.
Bahkan kata dia Kampung Sukatani dan Sukasirna yang berada di RW 1 paling merasakan dampak dari ari lindi dari TPA Babakan. Sebab jarak kampung dengan TPA hanya sekitar 200 meter. "TPA-nya berada di Desa Babakan Kecamatan Ciparay tapi dampaknya ke desa kami," ujarnya ketika ditemui di kediamannya, Kamis (4/10).
Selain mengeluh air lindi yang baunya menyengat dan diduga mencemari air sumur, kata Emed, lalat hijau banyak bermunculan ketika musim hujan. Akibatnya banyak warga mengalami sakit. "Banyak anak-anak yang mengeluh sakit diare," ujarnya.
Meski begitu, Emed mengaku, upaya pengolahan limbah memang pernah dan sudah dilakukan pihak intansi terkait, Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan (Dispertasih) Kabupaten Bandung. Namun, lanjut Emed upaya tersebut hanya terkesan setengah-setengah.
"Dispertasih pernah membuat saluran air lindi tapi hanya dipasang saja. Fungsinya tapi tidak jelas. Dua kali dipasang kemudian rusak dan dibiarkan saja. Itu kan membuang anggaran," ujarnya. Paralon itu, kata Emed, rusak karena kerap dilanda banjir ketika hujan datang.
 
:Salah seorang warga Kp Cicangri menunjukan sumur yang airnya tak dapat lagi dipakai untuk minum,karena sudah tercemari resapan air limbah dari TPA Babakan Ciparay kab Bandung(doc Dent)
  
Tak hanya itu, Emed menilai, pembuatan kolam penampungan dan pengolahan air lindi juga tak berfungsi, Menurutnya, pembuatan kolam itu hanya sebagai formalitas sebagai TPA saja. "Mungkin hanya untuk iming-iming warga agat tidak protes," kata tokoh di RW 1 tersebut. Karena itu warga yang terlanjur kecewa dengan sikap pemerintah ingin TPA Babakan segera dipindahkan.
Emed berharap, pemerintah tanggap dengan keluhan warga yang sudah dialami sejak 1992. Bukan hanya membuat program yang hanya menghabiskan anggaran dan tidak berjalan. Seperti halnya pengolahan sampah, pembuatan kolam untuk mengolah air lindi, dan rencana pembuatan pembangkit listrik berbahan bakar sampah.
"Berjalan paling lama enam bulan. Habis itu selesai. Program ada tapi tidak jalan-jalan hanya rencana saja," ujar Emed.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Bandung, Dadang M Nasser, mengatakan akan menggeser Kepala Dinas Perumahan, Penataan Ruang dan Kebersihan (Dispertasih) Kabupaten Bandung. Pasalnya, kinerjanya diragukan lantaran sistem pengolahan sampah di TPA Babakan senilai Rp 2,7 M terbengkalai alias tak berfungsi.
"Kami sedang mengevaluasi. Dan saya tidak akan bertele-tele untuk menggesernya kalau memang kerjanya tidak profesional," ujarnya ketika ditemui Tribun di SMA 1 Negeri Rancaekek, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kamis (4/10). Orang nomor satu itu pun mengaku sedang mengevaluasi dampak tidak beroperasinya pengolahan air lindi di TPA Babakan.
Tentang masa pemakaian TPA Babakan, Dadang membantah TPA itu akan tutup pada 2014. Ia mengatakan TPA Babakan tidak pindah kemana pun. Bahkan kontraknya akan diperpanjang terus jika memang akan habis. "Kalau dipindah itu kan buang-buang uang. Saya yakin yang bilang seperti itu punya kepentingan politis," ujarnya. Dikatakan Dadang, pemerintah siap diprotes jika memang dampak TPA Babakan merugikan warga. Karena itu Dadang siap menampung aspirasi warga untuk mengembangkan TPA Babakan agar lebih berfungsi maksimal. Dia mengatakan, TPA Babakan akan dimodernkan.
"Kalau perbaikan tentunya kami pikirkan. Dan kami akan menjalankan kembali pengolahan sampah di TPA Babakan dan mengembangkan TPA ini bisa menjadi pembangkit listrik juga," katanya.(Deden Kusdinar)

Label 1

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Jurnalis - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger