Rabu, 24 Oktober 2012

Andreas Lebih Setuju Open Tournament


Catatan Jurnalis- Open tournament dinilai lebih efektif dalam menguji kemampuan para atlet, ketimbang Pekan Olahraga Daerah (Porda). Selain bisa menguji kemampuan lewat turnamen terbuka, pengalaman para atlet bisa lebih terukur.
Pengurus Cabang Wushu Kota Bandung, Andryas Wiraharja mengatakan, bagi seorang atlet bertanding di gelanggang itu sangat perlu untuk menguji kemampuan serta menambah pengalaman.
"Bagus saat latihan kan belum tentu kalau sedang bertanding. Di sinilah pentingnya bagi para atlet, untuk terus menguji kemampuannya dalam sebuah laga atau pertandingan. Sebab itulah kami menilai open tournament lebih tepat daripada Porda," ujar Andryas yang lebih akrab di panggil Wiwih kepada wartawan, Senin (22/10).
Dijelaskan Wiwih, dalam open tournament tidak ada batasan umur, sehingga memungkinkan atlet senior yang sudah tidak muda lagi untuk mengikutinya. Hal itu bisa terus memberikan kesempatan bagi atlet senior untuk terus mengasah kemampuannya.
Menurutnya, dengan biaya Porda saat ini, cabang olahraga (cabor) sebut saja wushu bisa menggelar turnamen terbuka. Misalnya tiga kali dalam setahun. Hal inilah yang menurut Wiwih, bisa menjadi ajang bagi para atlet untuk menguji apa yang sudah dipelajarinya. Dengan begitu, para atlet bisa tahu sejauh mana kemampuan yang sudah dipelajari, dan mereka pun bisa mengukur pengalamannya.
"Daripada Porda menghambur-hamburkan uang, lebih baik gunakan anggaran Porda untuk open tournament. Jadi, misalnya open tournament itu bisa dilakukan tiga kali dalam setahun, atau bisa disesuaikan kembali," ungkapnya.
Disebutkannya, di negara lain, tidak ada ajang seperti Porda. Mereka justru membuka peluang bagi atlet berbakat untuk terus melaju dalam ajang berkelas internasional. "Kalau ingin mencari atlet berbakat, sepertinya open tournament lebih tepat dan lebih efektif dalam hal anggaran serta waktu," tegasnya.
Wiwih berharap, rencana itu bisa dilaksanakan di Tanah Air, khususnya di Jabar. Diakuinya, hal itu tidak hanya bisa mencetak atlet-atlet berprestasi tapi juga bisa terus memberikan kesempatan bagi mantan atlit peraih emas, untuk bisa terus berkiprah di ajang berkelas internasional.
"Kita juga harus mendahulukan kesempatan mantan atlet peraih emas untuk go international. Seharusnya mereka memang didahulukan untuk mengikuti even-even internasional, misalnya saja even sekelas Asia," ujarnya.   (Deden .GP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Jurnalis - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger