Senin, 15 Oktober 2012

Warga Kampung Bojong Cigentur Mulai Resah Terancam Banjir



Catatan Jurnalis – Puluhan kepala keluarga  yang bermukim di RT 2 dan RT 3 RW 3 Kampung Bojong Cigentur, Desa Cigentur, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung.Mulai bersikap was was dan siaga, pasalnya, memasuki musim hujan yang diperkirakan terjadi mulai Oktober ini, warga mulai merasa resah terancam banjir bandang yang kerap terjadi setiap tahunya.
"Banjir tersebut merupakan dampak dari belum dibongkarnya bangunan milik PT Tri Berkat Anugrah (PT TBA) yang keberadaanya berdiri di bibir sungai," ujar Ketua  Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) Cigentur, Ecep Saefudin kepada wartawan, Minggu (14/10) siang.
Ecep mengatakan, bangunan milik PT TBA yang berdiri tepat di bibir sungai itu itu memang salah kaprah. Pasalnya,berdasarkan peraturan pemerintah bahwa setiap bangunan yang berdiri di pinggir sungai harus memiliki jarak sekitar tiga meter dari bibir. Sedangkan bangunan tersebut berdiri di atas bibir sungai.
"Pemerintah kurang memperhatikan kondisi warga. Padahal di kampung itu juga ada sekolah  yakni Madrasah Diniah Nurul Huda..bahkan sarana pendidikan tersebut kerap kebanjiran," kata Ecep.
masih menurut Ecep, warga akan melakukan aksi demo ke pemerintah Kabupaten Bandung, jika tak kunjung melakukan pembongkaran ataupun pihak pemerintah tak melakukan tindakan tegas. "Kami sampai saat ini menunggu dan menunggu perhatian dari pemerintah.Padahal pihak PT TBA menunggu kedatangan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kabupaten Bandung," ujar Ecep.
Sementara menurut Wakil Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) wilayah Cikancung, Ujang Jaun kepada wartawan, Minggu (14/10) sore. Ia menyayangkan sikap pemerintah yang tak memiliki sikap tegas seolah berpihak kepada perusahaan. Padahal, kata dia, bangunan tersebut tidak memiliki izin yang sah terutama dari warga sekitar.
"Saya khawatir kalau ini tidak ada tanggapan, masyarakat pasti akan berontak. Apalagi mereka  terasa terancam karena banjir akibat dampak bangunan dari PT TBA itu.sementara sampai saat ini warga terus menunggu sikap dari pihak pemerintah," ujar Ujang.
Masih kata Ujang, bersabarnya warga hingga sampai saat ini bukan lah tanpa alasan. Menurutnya, warga masih menghormati dan menghargai upaya dari anggota dewan DPRD Kabupaten Bandung yang akan mengajukan persoalan ini ke tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar).
"Kalau misalkan memang sampai musim hujan tidak ada sikap, kemungkinan besar warga pasti akan berontak. Apalagi perusahaan ngotot mempertahankan bangunan tersebut hingga ada keputusan secara resmi dari pemerintah," ujar Ujang.
 Banjir tak pernah terjadi di Kampung Bojong sebelum adanya bangunan di atas bibir sungai itu. "Banjir akibat air meluap karena penyempitan yang terjadi akibat adanya bangunan tersebut, sehingga terjadi arus balik dan meluap ke rumah-rumah warga. Banjirnya pun mencapai setinggi 2 meter," kata Ujang.
Sebelumnya, ratusan warga dari Desa Cigentur sempat berunjuk rasa di depan pabrik pemintalan yang letaknya di Jalan Raya Cicalengka-Majalaya Km 6, Desa Srirahayu, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, Rabu (5/9).
Pada saat aksi demo warga yang berjumlah sekitar seratus orang itu menuntut pembongkaran bangunan yang menjadi satu dengan tembok Sungai Cigentur, sehingga membuat lebar anak Sungai Citarik menyempit. 
Berdasarkan penuturan Ketua Kelompok Tani Desa Cigentur Tani Jaya, Jojo Mulyadi ketika ditemui wartawan, usai berunjuk rasa. Luapan air tersebut kerap membenamkan lahan pertanian seluas 10 hektare ketika musim hujan tiba lantaran aliran air pasti akan lari ke daerah yang lebih rendah.Sementara salah seorang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Cigentur, Riky Priyatna (25), pun mengatakan hal yang sama. Ia mengatakan, pembangunan tembok di bibir sungai tersebut tidak memiliki izin warga.
Sementara itu, pihak PT TBA melalui humasnya Mulyadi saat dikonfirmasi pia telpon,Minggu (14/10) tak mau berkomentar tentang keluhan warga tersebut. Ia pun malah mempersilahkan wartawan untuk menulis apa adanya. "Saya lagi di WC. Dan sekarang hari Minggu. Terserah Anda mau bilang apa," kata Mulyadi.(Dent)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Jurnalis - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger