Catatan Jurnalis- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung, Achmad Kustijadi mengatakan, untuk POMP filariasis tahun ini, disediakan sebanyak 2,6 juta tablet albendazole, dan empat juta tablet Dyetilcarbamazin atau dec. Obat itu merupakan bantuan dari pusat dan juga provinsi Jabar.
Selain itu, Untuk pelaksanaan kegiatan ini dianggarkan sekitar Rp 5,5 miliar,
yang berasal anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten Bandung,
dan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
"Anggarannya sampai Rp 2,5 miliar dari APBD Kabupaten Bandung, dan Rp 3 miliar dari APBN. Untuk pelaksanaan kegiatan ini, kami juga melibatkan 16.600 orang kader,”terang Achmad saat dijumpai “BN” di Soreang (16/10).
"Anggarannya sampai Rp 2,5 miliar dari APBD Kabupaten Bandung, dan Rp 3 miliar dari APBN. Untuk pelaksanaan kegiatan ini, kami juga melibatkan 16.600 orang kader,”terang Achmad saat dijumpai “BN” di Soreang (16/10).
Achmad pun mengatakan, sebelum meminum obat
filariasis atau dec atau Dyetilcarbamazin dan albendazole, harus diperiksa dulu
ke Puskesmas. Pihak Dinkes akan melakukan sosialisasi sebelum pemeriksaan
kesehatan tersebut.
"Harinya berbeda-beda. Mulai 15 Oktober sampai 15 November di semua kecamatan. Targetnya harus 100 persen. Kalau tidak minum obat, bisa jadi dalam lima sampai 10 tahun yang akan datang mengalami kecacatan," katanya.
Seperti diketahui, Dinkes Kabupaten Bandung menargetkan pemberian obat filariasis terhadap 2,5 juta jiwa pada tahun ini. POMP sendiri akan dilaksanakan mulai 15 Oktober sampai 15 November.
"Harinya berbeda-beda. Mulai 15 Oktober sampai 15 November di semua kecamatan. Targetnya harus 100 persen. Kalau tidak minum obat, bisa jadi dalam lima sampai 10 tahun yang akan datang mengalami kecacatan," katanya.
Seperti diketahui, Dinkes Kabupaten Bandung menargetkan pemberian obat filariasis terhadap 2,5 juta jiwa pada tahun ini. POMP sendiri akan dilaksanakan mulai 15 Oktober sampai 15 November.
Sangat disayangkan kalau masyarakat tidak
turut berpartisipasi mengikuti POMP ini," kata kadinkes.
Sementara itu di tempat dan hari yang sama,Kasi
Pemberantasan Penyakit Dinkes Kabupaten Bandung, Vini Adiana Dewi mengatakan,
secara ilmu epidemiologi, sebanyak 30 ribu penduduk terancam akan mengalami
kecacatan kalau tidak berhasil dalam pelaksanaan POMP selama lima tahun
berturut-turut.
Untuk itu pihaknya sudah mempersiapkan 4.150 pos minum obat di setiap RW, kader tenaga pelaksana eliminasi sebanyak 16.600 orang, 276 posko desa, 31 posko kecamatan, tujuh rumah sakit, dan 62 posko Puskesmas yang buka 24 jam selama pelaksanaan POMP.
"Kami menargetkan memberikan obat filariasis tahun ini mencapai 100 persen atau sekitar 2,5 juta jiwa, dengan usia dua sampai 65 tahun. Pada tahun lalu, pemberian obat filariasis hanya mencapai 82,13 persen," ujar Vini(Dent)
Untuk itu pihaknya sudah mempersiapkan 4.150 pos minum obat di setiap RW, kader tenaga pelaksana eliminasi sebanyak 16.600 orang, 276 posko desa, 31 posko kecamatan, tujuh rumah sakit, dan 62 posko Puskesmas yang buka 24 jam selama pelaksanaan POMP.
"Kami menargetkan memberikan obat filariasis tahun ini mencapai 100 persen atau sekitar 2,5 juta jiwa, dengan usia dua sampai 65 tahun. Pada tahun lalu, pemberian obat filariasis hanya mencapai 82,13 persen," ujar Vini(Dent)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar