Jabar BN- Warga Kampung Pasirkukun, Desa Padamulya,
Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, dihebohkan dengan penemuan
mayat bayi yang diduga sengaja dibuang orang tuanya.
Sesosok bayi yang ditemukan tewas itu terbungkus plastik putih
mengambang di Sungai Pasirkukun, Kampung Pasirkukun, Desa Padamulya,
Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Kamis (8/11).
Jasad bayi yang diperkirakan baru lahir lantaran masih ada tali pusar
dan air ketubannya itu ditemukan sekitar pukul 10.00 oleh Yeti
Nurjanah, warga setempat. Saat itu, Yeti sedang menyusui anaknya di
pinggir sungai.
"Awalnya saya kira bangkai ayam karena seperti sampah karena itu masih
pagi sekitar jam 06.00. Tapi ketika plastik itu mengeluarkan darah,
saya pun curiga dan membukanya. Ternyata isi plastik itu mayat bayi
perempuan," kata Yeti ketika ditemui di kediamannya yang letaknya
tepat di samping Sungai Pasirkukun, Kamis (8/11) sore.
Yeti yang melihat mayat bayi itu langsung melaporkan kepada aparat
setempat. Evakuasi mayat bayi tersebut baru dilakukan oleh pihak
Polsek Majalaya setelah turun ke lokasi penemuan.
"Saat ditemukan, mayat bayi tersebut tidak memakai baju. Hanya dibalut
kain putih yang penuh bercak darah. Sementara kondisi mulai terlihat
memar dan sudah membengkak," kata Yeti.
Yeti menduga, bayi tersebut merupakan hasil hubungan gelap. Ia pun
menduga bayi tersebut langsung diletakakan begitu saja di pinggirann
sungai. Pasalnya jika di buang dari hulu, kondisi bayi itu pasti
hancur terkena berbenturan dengan batu sungai.
"Mungkin ketika warga sudah terlelap ada orang yang membuang bayi itu
di pinggir sungai," kata Yeti.
Untuk memastikan kematian korban, kata Yeti, Polisi sudah membawa
mayat bayi tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalaya untuk
dilakukan visum. Yeti menyebut, orang tua korban kemungkinan masih
warga sekitar. Pasalnya orang tua bayi itu mengetahui lokasi sungai
untuk membuang mayat tersebut.
"Mudah-mudahan orang tuanya bisa ditemukan pihak kepolisian agar
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jadi jangan cuman mau enaknya
saja ketika membuat anak," kata Yeti.
Pembuangan bayi tak hanya terjadi di Majalaya saja. Sebelumnya bayi
berjenis kelamin laki-laki juga ditemukan seorang warga dusun
Margamulya RT 01/10 Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten
Sumedang. Bayi itu ditemukan di parit dekat pemukiman warga, Rabu
(6/11) sekitar pukul 23.15 malam.
Bayi tersebut pun diduga hasil hubungan gelap. Diperkirakan usianya
belum genap satu minggu lantaran tali pusarnya masih utuh di tubuh
bayi itu ketika ditemukan pertama kali.
Ades (45), warga yang menemukan bayi itu mengatakan, awalnya hanya
mendengar suara tangisan bayi di luar rumah. Namun ia berpikir bayi
tersebut adalah anak warga kampungnya. Karena itu ia tak langsung ke
luar rumah untuk memeriksanya.
"Setelah disambangi ternyata bukan bayi itu yang menangis," ujar Ades
yang terkejut menemukan bayi itu di parit yang letaknya tak jauh dari
rumahnya. Ia merasa curiga karena tangisan itu tak berhenti dan
seperti membutuhkan pertolongan.
Ades yang langsung membawanya ke dalam rumah tak tinggal diam. Ia pun
langsung memberitahukan warga kampung dan melaporkan penemuan bayi
tersebut ke aparat setempat serta ke Polsek Jatinangor.
"Untuk saat ini bayi tersebut masih ada di rumah saya," ujarnya ketika
ditemui wartawan, Rabu (7/11) malam.
Bayi tersebut, kata Ades, sempat dibawa ke puskesmas terdekat. Menurut
bidan, kata Ades, bayi tersebut dalam kondisi fisik yang sehat. Karena
itu banyak warga yang ingin merawat bayi laki-laki itu.
"Saya tidak langsung mengijinkan karena tanggung jawabnya besar," kebut Ades.
mayat bayi yang diduga sengaja dibuang orang tuanya.
Sesosok bayi yang ditemukan tewas itu terbungkus plastik putih
mengambang di Sungai Pasirkukun, Kampung Pasirkukun, Desa Padamulya,
Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Kamis (8/11).
Jasad bayi yang diperkirakan baru lahir lantaran masih ada tali pusar
dan air ketubannya itu ditemukan sekitar pukul 10.00 oleh Yeti
Nurjanah, warga setempat. Saat itu, Yeti sedang menyusui anaknya di
pinggir sungai.
"Awalnya saya kira bangkai ayam karena seperti sampah karena itu masih
pagi sekitar jam 06.00. Tapi ketika plastik itu mengeluarkan darah,
saya pun curiga dan membukanya. Ternyata isi plastik itu mayat bayi
perempuan," kata Yeti ketika ditemui di kediamannya yang letaknya
tepat di samping Sungai Pasirkukun, Kamis (8/11) sore.
Yeti yang melihat mayat bayi itu langsung melaporkan kepada aparat
setempat. Evakuasi mayat bayi tersebut baru dilakukan oleh pihak
Polsek Majalaya setelah turun ke lokasi penemuan.
"Saat ditemukan, mayat bayi tersebut tidak memakai baju. Hanya dibalut
kain putih yang penuh bercak darah. Sementara kondisi mulai terlihat
memar dan sudah membengkak," kata Yeti.
Yeti menduga, bayi tersebut merupakan hasil hubungan gelap. Ia pun
menduga bayi tersebut langsung diletakakan begitu saja di pinggirann
sungai. Pasalnya jika di buang dari hulu, kondisi bayi itu pasti
hancur terkena berbenturan dengan batu sungai.
"Mungkin ketika warga sudah terlelap ada orang yang membuang bayi itu
di pinggir sungai," kata Yeti.
Untuk memastikan kematian korban, kata Yeti, Polisi sudah membawa
mayat bayi tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalaya untuk
dilakukan visum. Yeti menyebut, orang tua korban kemungkinan masih
warga sekitar. Pasalnya orang tua bayi itu mengetahui lokasi sungai
untuk membuang mayat tersebut.
"Mudah-mudahan orang tuanya bisa ditemukan pihak kepolisian agar
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jadi jangan cuman mau enaknya
saja ketika membuat anak," kata Yeti.
Pembuangan bayi tak hanya terjadi di Majalaya saja. Sebelumnya bayi
berjenis kelamin laki-laki juga ditemukan seorang warga dusun
Margamulya RT 01/10 Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten
Sumedang. Bayi itu ditemukan di parit dekat pemukiman warga, Rabu
(6/11) sekitar pukul 23.15 malam.
Bayi tersebut pun diduga hasil hubungan gelap. Diperkirakan usianya
belum genap satu minggu lantaran tali pusarnya masih utuh di tubuh
bayi itu ketika ditemukan pertama kali.
Ades (45), warga yang menemukan bayi itu mengatakan, awalnya hanya
mendengar suara tangisan bayi di luar rumah. Namun ia berpikir bayi
tersebut adalah anak warga kampungnya. Karena itu ia tak langsung ke
luar rumah untuk memeriksanya.
"Setelah disambangi ternyata bukan bayi itu yang menangis," ujar Ades
yang terkejut menemukan bayi itu di parit yang letaknya tak jauh dari
rumahnya. Ia merasa curiga karena tangisan itu tak berhenti dan
seperti membutuhkan pertolongan.
Ades yang langsung membawanya ke dalam rumah tak tinggal diam. Ia pun
langsung memberitahukan warga kampung dan melaporkan penemuan bayi
tersebut ke aparat setempat serta ke Polsek Jatinangor.
"Untuk saat ini bayi tersebut masih ada di rumah saya," ujarnya ketika
ditemui wartawan, Rabu (7/11) malam.
Bayi tersebut, kata Ades, sempat dibawa ke puskesmas terdekat. Menurut
bidan, kata Ades, bayi tersebut dalam kondisi fisik yang sehat. Karena
itu banyak warga yang ingin merawat bayi laki-laki itu.
"Saya tidak langsung mengijinkan karena tanggung jawabnya besar," kebut Ades.
Rencananya, kata Ades, warga akan berkumpul di masjid Assalam untuk
membicarakan nasib bayi yang ditemukan Ades itu.
"Kami rencananya akan melakukan riungan bersama warga, bagaimana
selanjutnya bayi ini, dan akan dikemanakan atau diurus oleh siapa,"
ujar Dedi.(Dent)
membicarakan nasib bayi yang ditemukan Ades itu.
"Kami rencananya akan melakukan riungan bersama warga, bagaimana
selanjutnya bayi ini, dan akan dikemanakan atau diurus oleh siapa,"
ujar Dedi.(Dent)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar