Blogger news

Powered By Blogger
Ditulis Oleh Para Jurnal Indonesia. Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu

Latest Post

Jumat, 19 Oktober 2012

Petani Ikan di Desa Lampegan Mati Suri


Catatan Jurnalis - Kondisi satu kolam yang memiliki lebar tiga langkah kaki orang dewasa dan panjangnya lima langkah kaki orang dewasa di RT 3 RW 5 Kampung Lampegan, Desa Lampegan, Kecamatan Ibun, Selasa (16/10), terlihat begitu memerihatinkan. Tak ada air yang seharusnya membasahi tembok kolam yang tingginya dua langkah kaki orang dewasa itu.

Add caption
Tanah yang menjadi dasar kolam itu pun terlihat pecah-pecah karena dilanda kekeringan. Hanya tumpukan sampah rumah tangga yang terlihat di dasar kolam tersebut. Bahkan ayam jago peliharaan warga sekitar mengais makanan di dasar kolam tersebut. Ayam itu berharap ada cacing yang muncul dari retak tanah yang kering.
Kondisi tersebut tak hanya terjadi di satu kolam. Ada belasan kolam lainnya yang mengalami hal serupa meski setiap kolam memiliki ukuran yang berbeda. "Sebelumnya, 20 kolam di satu lokasi ini dipenuhi ikan," kata Kepala Desa Lampegan, Endang Mahyar ketika ditemui”BN” di lokasi perikanan Desa Lampegan, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Selasa (16/10).
Akibat banyak kolam yang kering, Endang mengatakan, banyak warganya beralih pekerjaan menjadi pekerja kasar di berbagai wilayah. Padahal warga di sana terampil dalam mengembangbiakkan ikan. "Padahal sejarah desa kami pernah mendapatkan penghargaan kalpataru tentang budi daya ikan," kata Endang.
 Endang mengatakan, kondisi tersebut memang cukup ironis. Pasalnya, Desa Lampegan memiliki sumber daya manusia yang andal. Namun kemampuan tersebut tak didukung dengan ketersiadaan sumber daya alam, yakni air yang memadai. 
 Ada puluhan petani ikan yang mampu memroduksi ikan-ikan untuk dikonsumsi. "Tercatat memang baru ada tiga kelompok. Tapi yang individu yang menjadi petani ikan juga banyak di desa ini. Bahkan beberapa warga ada yang bekerja di tempat pembibitan ikan di Majalaya," kata Endang.
 Para petani ikan di desanya, kata Endang, memang hanya mengandalkan air ketika musim hujan. Sebab, air sungai yang diandalkan menjadi sumber air untuk memenuhi ukuran kolam ikut mengering. Itu sebabnya banyak kolam dibiarkan mengering begitu saja.
 Kalau air sudah normal, banyak warga yang menyibukkan diri dengan ikan-ikannya," kata Endang. Dikatakannya, banyak warga yang tadinya menjadi pekerja lepas di luar daerah pulang kembali ke desa menekuni profesi sebagai petani ikan ketika musim penghujan tiba. 
Ikan nila dan mas, kata Endang, menjadi andalan para petani ikan di Desa Lampegan. Sebab jenis ikan tersebut cukup diminati pasar. Selain itu, cara budi daya ikan nila cukup mudah lantaran mampu bereproduksi dengan cepat. Antara 2-3 bulan dari bibit, ikan nila sudah dewasa dan dapat menghasilkan telur setiap bulan satu kali. 
 "Karena ada beberapa kendala yang dihadapi petani di musim kemarau makanya kami hanya memelihara ikan yang cepat dan menghasilkan," kata Endang.
 Endang mengatakan, harga ikan mas sekitar Rp 20 ribu per kg-nya, sedangkan harga jual ikan nila Rp 10 ribu per kg. Karena itu petani bisa langsung meraup keuntungan jika ada pembeli yang datang langsung ke petani. 
 Biasanya pembeli kebanyakan datang dari Bogor, Bandung, dan Jakarta. Bahkan orang Jawa Tengah pun mengambil barang dari sini," katanya.
 Peternak yang memanen ikan nila dan ikan mas itu, kata Endang, bisa mendapatkan keuntungan yang cukup besar dari modal investasi. Pada ukuran kolam sekitar 500 m2 saja, bisa ditanami lima ribu bibit nila atau pun ikan mas. Pada hasil panen akhir bisa menghasilkan sekitar 4 ribu ekor gurami yang siap konsumsi. "Bisa untung sekitar Rp 20 juta dari modal awal sekitar Rp 30 juta," kata Endang.
Meski begitu, keuntungan para petani tersebut tak selamanya berjalan dengan mulus. Sebab, para petani ikan di Desa Lampegan harus merugi ketika menghadapi musim kemarau. Apalagi jika musim kemarau berlangsung cukup panjang. Akibatnya banyak warga yang menganggur atau beralih profesi. "Meski untung besar ketika bisa beternak ikan, namun untung tersebut habis untuk memenuhi kebutuhan hidup di musim kemarau," kata Endang.
 Oleh karena itu, kata Endang, para petani ikan di Desa lampegan ibarat hidup tak mau mati pun enggan. Alhasil, kolam-kolam yang menganga di Kampung Lampegan hanya menjadi tempat pembuangan sampah sementara. "Sebetulnya tak hanya Kampung Lampegan saja yang warganya menjadi petani ikan. Kampung Jolok dan Babakan Salam, juga banyak petani ikannya," kata Endang. 
 Ia pun berharap ada investor swasta atau kepedulian pemerintah terhadap warganya untuk bisa menanggulangi kendala yang dihadapi warganya. "Kalau mau membantu para investor juga harus selektif kepada warga agar modal ata pelatihan yang diberikan bisa tepat sasaran," katanya.(Deden Kusdinar)

Dinkes Siapkan 2,6 Juta Tablet Filariasis


Catatan Jurnalis- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung, Achmad Kustijadi mengatakan, untuk POMP filariasis tahun ini, disediakan sebanyak 2,6 juta tablet albendazole, dan empat juta tablet Dyetilcarbamazin atau dec. Obat itu merupakan bantuan dari pusat dan juga provinsi Jabar.
Selain itu, Untuk pelaksanaan kegiatan ini dianggarkan sekitar Rp 5,5 miliar, yang berasal anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten Bandung, dan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
"Anggarannya sampai Rp 2,5 miliar dari APBD Kabupaten Bandung, dan Rp 3 miliar dari APBN. Untuk pelaksanaan kegiatan ini, kami juga melibatkan 16.600 orang kader,”terang Achmad saat dijumpai “BN” di Soreang (16/10).
 Achmad pun mengatakan, sebelum meminum obat filariasis atau dec atau Dyetilcarbamazin dan albendazole, harus diperiksa dulu ke Puskesmas. Pihak Dinkes akan melakukan sosialisasi sebelum pemeriksaan kesehatan tersebut.
"Harinya berbeda-beda. Mulai 15 Oktober sampai 15 November di semua kecamatan. Targetnya harus 100 persen. Kalau tidak minum obat, bisa jadi dalam lima sampai 10 tahun yang akan datang mengalami kecacatan," katanya.
Seperti diketahui, Dinkes Kabupaten Bandung menargetkan pemberian obat filariasis terhadap 2,5 juta jiwa pada tahun ini. POMP sendiri akan dilaksanakan mulai 15 Oktober sampai 15 November.
 Sangat disayangkan kalau masyarakat tidak turut berpartisipasi mengikuti POMP ini," kata kadinkes.
Sementara itu di tempat dan hari yang sama,Kasi Pemberantasan Penyakit Dinkes Kabupaten Bandung, Vini Adiana Dewi mengatakan, secara ilmu epidemiologi, sebanyak 30 ribu penduduk terancam akan mengalami kecacatan kalau tidak berhasil dalam pelaksanaan POMP selama lima tahun berturut-turut.
Untuk itu pihaknya sudah mempersiapkan 4.150 pos minum obat di setiap RW, kader tenaga pelaksana eliminasi sebanyak 16.600 orang, 276 posko desa, 31 posko kecamatan, tujuh rumah sakit, dan 62 posko Puskesmas yang buka 24 jam selama pelaksanaan POMP.
"Kami menargetkan memberikan obat filariasis tahun ini mencapai 100 persen atau sekitar 2,5 juta jiwa, dengan usia dua sampai 65 tahun. Pada tahun lalu, pemberian obat filariasis hanya mencapai 82,13 persen," ujar Vini(Dent)

Selasa, 16 Oktober 2012

“Perahu Kertas 2”, Mencari Tempat Berlabuh di Hati Penonton



Resensi Film

Maudy Ayunda beradu acting acting bersama Adipati Dolken dalam “Perahu Kertas 2”

Pemain    :      Maudy Ayunda, Adipati Dolken, Sylvia Fully
Sutradara :    Hanung Bramantyo

Melihat raihan jumlah penonton yang cukup memuaskan, tak butuh waktu lama bagi Starvision untuk merilis bagian kedua dari PERAHU KERTAS. Dengan menggunakan angka 2 di belakang judul, kisah yang ditawarkan pada sekuelnya kali ini terbilang cukup kompleks.
Pertemuan kembali Kugy (Maudy Ayunda) dan Keenan (Adipati Dolken) di akad nikah Noni (Sylvia Fully) kembali membuka perasaan yang telah berusaha dienyahkan. Keputusan tersebut didasari oleh tambatan hati yang sudah dimiliki masing-masing.
Sekarang Kugy sudah memiliki Remi (Reza Rahadian) dan Keenan sendiri menjalin hubungan bersama Luhde (Elyzia Mulachela). Meski telah coba diingkari, radar Neptunus rupanya berkata lain sehingga memberikan bimbang di hati. Lalu, kepada siapakah masing-masing cinta akan berlabuh di tempatnya?
Jika pada bagian pertama hanya berputar soal cinta pertama dan pencarian, di PERAHU KERTAS 2 kisah akan lebih fokus pada memilih pilihan. Hal tersebut tampak dari proses pendewasaan antar karakter yang begitu terasa. Peliknya cinta bersegi antara Kugy, Remi, Keenan dan Luhde yang menjadi menu utama pun berhasil ditampilkan dengan memikat.
Dewi Lestari sebagai penulis novel sekaligus scriptwriter filmnya terlihat tahu benar bagaimana PERAHU KERTAS 2 ini akan menarik hati penonton. Usaha Hanung Bramantyo visualisasikan karakter-karakter dalam novel yang telah melekat erat di hati pembaca jelas harus diberi apresiasi. Namun ketidaksempurnaan pada bagian pertama telah meninggalkan cacat di berbagai lini. Termasuk dalam sekuelnya.
Jika mau melakukan compare dengan bukunya jelas akan sia-sia karena film dan buku adalah dua medium yang berbeda. Namun bagi yang tidak membaca source-nya pun kemungkinan akan dibuat mengerutkan kening karena tampak terlalu dragging. Sehingga di beberapa bagian menjadi begitu membosankan untuk disimak.
Fortunately hal tersebut tidak terlalu menganggu karena Dewi dan Hanung mampu bersinergi hadirkan kisah yang memikat. Terlebih balutan tata musik dan sinematografi yang melenakan. Tak heran jika ada momen-momen penuh emosi yang mampu disampaikan dengan baik. Dan akhirnya, PERAHU KERTAS 2 sukses berlabuh di hati penonton. Memberikan sebuah pandangan tentang cinta dan mimpi yang harus dimiliki oleh orang perorang.  (Deden .GP/kpl)

Djisamsoe Festival Indonesia



Kolaborasi Modern dan Tradisional nan Apik
Catatan Jurnalis-Mengisi rangkaian Jelajah Mahakarya Indonesia (JMI) 2012 yang diselenggarakan Djisamsoe dengan menggelar Djisamsoe Festival Indonesia, di Lapangan Udara (Lanud) Sulaiman, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (13/10) malam.
Dalam gelaran tersebut Vicky Sianipar selaku music director, dengan memadukan musik unsur modern dan tradisional sunda, yang dibawakan sejumlah penyanyi, seperti Ian Kasela (Radja), Anji (Drive) dan penyanyi dangdut Ira Swara, Grup Band J'Rock dan /rif.
Kepada wartawan di media centre sebelum pentas Vicky Sianipar mengatakan, dengan memadukan musik unsur modern dengan tradisional dimaksudkan untuk mendorong generasi muda untuk tetap mencintai musik daerah asli, sehubungan saat ini generasi muda Indonesia sudah terbius aliran musik dari luar negeri. " Kita memasukan bunyi-bunyiaan alat musik tradisional dari berbagai daerah di Indonesia dan memadukan dengan musik modern dan kelihatannya lebih tetap keren," kata Vicky.

riff tampil memukau di pentas Djisamsoe Festival Indonesia, di Lapangan Udara (Lanud) Sulaiman, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (13/10) malam.   DEDEN 

 Sementara itu, Brand Manager Djisamsoe, Robert Gautama mengaku selama 99 tahun keberadaan Djisamsoe tetap eksis. Dan untuk kali dengan Tagline Mahakarya Indonesia dnegan memberi apresiasi masyarakat dalam mengingatkan dan selalu konsisten dengan kebudayan asli, dengan melihat ke depan menggelar unsur kontemporer. Hal ini dilakukannya agar Djisamsoe tetap terlihat baru dan fresh.
 " Saat ini masyarakat Indonesia banyak melirik budaya luar, padahal masih banyak yang bisa ditampilkan di Indonesia," ungkap Robert. Robert mengatakan, pada Djisamsoe Festifal Indonesia, menampilkan 13 lagu, 10 lagu Indonesia yang biasa dibawakan masing-masing penyanyi, serta 3 lagu daerah sunda masing-masing Manuk Dadali, Es Lilin dan Neng Geulis. "Semua lagu repackage dengan aransemen kontemporer, perpaduan musik modern dan tradisional sunda," jelasnya.
J' Rock tampil sebagai openning dengan membawakan beberapa buah lagu, seperti Fallin In Love, serta lagu nostalgia Madu dan Racun. Tak ketinggalan J'Rock juga menyajikan satu lagu yang musiknya memadukan antara musik modern dan tradisional Lampung dengan lagu daerah sunda 'Tokecang'.
Penampilan ke enam perosenel itu mendapat apresiasi dari puluhan ribu penonton datang ke Lanud Sulaiman secara gratis, dengan syarat berusia 18+ dan dibuktikan dengan menunjukkan identitas KTP ataupun SIM, sehingga bisa berdekatan ke panggung, sedangkan yang tidak bisa menunjukkan serta penonton anak-anak hanya diperbolehkan menyaksikan agak berjauhan dari panggung utama.
Trio Ira Swara, Anji dan Ian Kasela tampil dengan membawakan lagu ' Garuda Di Dadaku'. Sedangkan penyanyi dangdut Ira Swara, dalam kesempatan tersebut bersama Ian Kasela tampil duet, membawakan lagu Ikke Nurjanah 'Terlena dan lagu sunda Es Lilin.
Penampilan Ian Kasela yang membawakan hit's Grup Band Peterpan' Topeng' diawali dengan sebuah tarian kolosal oleh para penari laki-laki dan wanita. Alunan lagu sunda juga dinyanyikan Ian Kasella berjudul 'Neng Geulis'. Trio Ira Swara, Anji dan Ian Kasela tampil di penghujung acara dengan membawakan lagu karya Alm. Gomloh 'Kebyar-Kebyar. Sebelumnya sebuah lagu Iwan Fals' Bento' yang dinyanyikan dengan mengajak mendapat sambutan dari penonton yang turut bernyanyi bersama, menambah kemeriahan susana di malam Minggu yang cerah dan sejuk itu.
Di Penghujung acara, tidak ketinggalan grup band dari Bandung /rif turut menghibur penonton, dengan beberapa nomor lagu salah satunya lagu yang pernah hit's 'Raja'. Selain itu, sang vokalis dalam kesempatan tersebut memperkenalkan satu buah lagu yang albumnya akan dirilis bulan depan berjudul 'Aku Ini Cinta', tak ketinggalan Andi juga menyanyikan lagu Lo To Ye dan lagu sunda 'Euis' yang merupakan ciptaan Ibu Kandungnya secara medley.   (Deden .GP)

Dji Sam Soe Jelajah Maha Karya Indonesia



Manager Area Marketing PT HM Sampoerna Tbk. Wilayah Bandung Budi Suryanto (kanan) bersama sejarawan Asep kambali.   DEDEN .G PANDAWA

 Catatan Jurnalis-Sebagai merek dagang produk Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang telah berada di Indonesia sejak 99 tahun lalu, Dji Sam Soe memandang perlunya sebuah bentuk apresiasi terhadap mahakarya di Indonesia yang masih begitu banyak dan luar biasa, bahkan sebagian di antaranya masih belum dikenal dan dijamah oleh warga negara Indonesia sendiri. Oleh karena itu, Dji Sam Soe mempersembahkan sebuah program bertajuk Dji Sam Soe Jelajah Mahakarya Indonesia.
Budi Suryantoselaku Manager Area Marketing PT HM Sampoerna Tbk. Wilayah Bandung mengungkapkan “Dji Sam Soe Jelajah Mahakarya Indonesia hadir di tahun kedua untuk kembali mengajak, memberikan pengalaman menarik yang inspirasional, dan untuk selanjutnya menularkan kecintaan serta kebanggaan terhadap mahakarya Indonesia.”
Dji Sam Soe memandang mahakarya Indonesia terdiri atas mahakarya ciptaan Tuhan, seperti lanskap, barisan pegunungan, maupun hamparan pantai dan laut, serta warisan leluhur seperti kebudayaan yang sangat unik dan berbeda dari setiap daerah di Indonesia, termasuk yang terdapat di Jawa Barat. Contohnya, keelokan gunung Tangkuban Perahu sebagai salah satu gunung yang merupakan sisa gunung purba Sunda yang masih aktif dengan legendanya serta warisan kebudayaan berupa tari Jaipong, angklung, dan wayang golek merupakan ciri khas budaya Sunda yang terus terjaga dari generasi ke generasi.
Berpijak dari fakta-fakta mengagumkan inilah, Budi Suryanto lebih lanjut menambahkan, “Dji Sam Soe Jelajah Mahakarya Indonesia mengajak para perokok dewasa yang memiliki semangat jelajah untuk mengenal kekayaan alam dan kebudayaan Indonesia bukan hanya semata-mata secara fisik (raga), tetapi juga menangkap esensi kebudayaan (jiwa) setempat dengan cara melihat dan mengapresiasi karya-karya local genius”.
Sebuah fakta dikemukakan Asep Kambali seorang sejarawan yang menyatakan bahwa misi terbesar yang perlu diraih bangsa Indonesia adalah menggali lebih dalam kecintaan masyarakatnya terhadap Indonesia. “Banyak orang Indonesia yang mengaku cinta Indonesia tetapi memiliki pengetahuan yang sangat sedikit tentang kebudayaan dan kekayaan Indonesia. Ini yang harus kita jembatani, bagaimana kita bisa menggerakkan mereka yang cinta Indonesia untuk lebih menghargai mahakarya Indonesia dan menciptakan inspirasi bagi lingkungannya”, lanjut Asep.
Mengetahui, mengenal, dan berbangga terhadap Indonesia adalah pesan yang Dji Sam Soe Jelajah Mahakarya Indonesia sampaikan pada program yang berlangsung dari 17 September - 17 November 2012 di seluruh Indonesia. Melanjutkan kesuksesan tahun sebelumnya, Dji Sam Soe Jelajah Mahakarya Indonesia kali ini akan mengajak 36 orang untuk merasakan pengalaman yang tidak terlupakan, inspirasional, sekaligus menimbulkan rasa bangga terhadap Indonesia melalui serangkaian kegiatan di kota Yogyakarta dan Gunung Rinjani.
Hanya 36 orang pemenang berkesempatan untuk melihat warisan kebudayaan dituangkan kembali melalui cara yang kontemporer di kota Yogyakarta. Setelah menikmati suguhan kebudayaan khas Yogyakarta, para pemenang akan berangkat menuju Lombok dan merasakan medan Gunung Rinjani yang bagi sebagian trekker dianggap sebagai jalur trekking tingkat advance. (Deden .GP)

Perundingan Antara Buruh dan PT Kahatex Berakhir Deadlock


Catatan Jurnalis - Ratusan buruh dari PT Kahatex yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Nasional (KSN) Jawa Barat (Jabar) dan Persatuan Pekerja Perjuangan Seluruh Indonesia (PEPPSI) melakukan aksi demo di depan gerbang PT Kahatex, Jalan Raya Rancaekek km 23, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Senin (15/10).
Aksi tersebut dilakukan para buruh departemen gudang angkutan PT Kahatex beserta beberapa perwakilan KSN dan PEPPSI. Mereka mengutarakan tuntutan terhadap pabrik tekstile terbesar di Asia Tenggara itu dalam aksinya.
Di antaranya, mereka meminta perusahaan mengapus sistem kerja kontrak dan outsourching, memberikan upah lembur sesuai keputusan menteri No 102 tahun 2004.
Akan tetapi yang terpenting dalam permintaan buruh itu, yakni perusahaan harus memperbaiki mekanisme kerja borongan untuk supir dan kondektur di departemen gudang angkutan secara menyeluruh. Selain itu, perusahaan menindak tegas kepala gudang angkutan yg diduga selalu bertindak arogan dan diskriminatif diiringi pembenahan manajemen di departemen tersebut.
"Proses penuntasan masalah telah diupayakan beberapa kali dengan pihak perusahaan. Tetapi sampai hari ini (kemarin. Red) belum terjadi kesepakatan. Maka salah satu bentu dan tindakan kami melaksanakan mogok kerja sesuai aturan UU No 13 Tahun 2003 pasal 140 dan konvensi ILO sebagai hak dasar buruh," kata wakil ketua Konfederasi Serikan Nasional (KSN) Jawa Barat (Jabar) Cep Hermawan kepada wartawan, Senin (15/10) siang.
Setelah menyampaikan aspirasinya melalui demonstrasi, perwakilan massa diterima manajemen PT Kahatex. Pada pertemuan itu dihadiri juga perwakilan dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Sumedang. Namun, Cep mengatakan, pertemuan antara perwakilan dari pedemo dan manajemen PT Kahatex tersebut berakhir deadlock. "Rencananya akan ada audensi kembali hari Kamis esok," ujar Cep.
Cep pun berjanji akan mengerahkan semua buruh PT Kahatex yang tergabung dalam serikat pekerja PEPPSI dan KSN Jabar serta perwakilannya dalam waktu dekat ini. Ancaman tersebut dilontarkan Cep jika dalam audensi berikutnya tetap berakhir deadlock.
"Kami berjanji akhir Oktober nanti kami akan kerahkan massa lebih banyak kalau memang tidak ada respon positif dari perusahaan. Apalagi sampai deadlock lagi," kata Cep.
Sementara itu, pihak perusahaalan melalui Wakil Kepala Personalia PT Kahatex, Yayat Ruhiyat, 

membantah jika perusahaan tidak merespon permintaan yang diutarakan para pekerja di departemen gudang angkutan melalui organisasinya. Malah, kata dia, permintaan para buruh tentang penambahan uang jalan sudah direalisasikan meski besarannya tak seperti yang diinginkan permintaan dari para pekerja itu.
"Dari Rp 141 ribu perhari sekarang sudah kami tambah menjadi Rp 151 ribu per hari," kata Yayat kepada Tribun, Senin (15/10) siang.
Yayat menilai, permintaan buruh tentang penambahan uang jalan sebesar Rp 109 ribu itu sangat tidak wajar. Sebab, kata dia, uang jalan merupakan kebijaksanaan perusahaan. Selain itu, pihak perusahaan sudah memperhitungkan secara matang guna dari jumlah uang tersebut.
"Kalau upah tak pernah ada perubahan. Ada klaim ketika perjalanan pun bisa kami ganti asalkan ada bukti. Kami pun memiliki kebijaksaan tentang uang solar," kata Yayat.
Yayat pun meminta kepada pekerja di departemen gudang angkutan mengikuti prosedural dalam memecahkan masalah antara buruh dan perusahaan. Dikatakan Yayat, seharusnya para pekerja membuat risalah dan memediasikan kepada kami.
"Jangan langsung mengerahkan massa. Ini kan persoalan bukan normatif. Jangan sampai ada kepentingan lain ketika melakukan demo. Bicara dan musyawarah kan lebih baik sehingga mencari solusinya," ujar Yayat.
Itu sebabnya pertemuan antara kedua belah pihak kemarin masih belum terjadi kesepakatan. Yayat mengimbau para pekerja untuk bersabar dan tidak melakukan hal-hal yang negatif. "Sekarang kami masih meminta petunjuk dari pimpinan. Kalau ada persoalan jangan mengerahkan massa dulu. Sebaiknya ditempuh secara prosedur dan semua masih bisa dimusyarawahkan," kata Yayat. (cis)

Label 1

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Jurnalis - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger