Blogger news

Powered By Blogger
Ditulis Oleh Para Jurnal Indonesia. Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu

Latest Post

Senin, 15 Oktober 2012

Kerajinan Menong Dari Paseh Harapkan Perhatian Pemerintah



Catatan Jurnalis - Tepatnya di RT 3 RW 9 Kampung Ciseke, Desa Sindangsari, Kecamatan Paseh, Minggu (14/10), seorang pria tua terlihat sibuk menggerak-gerakkan sebuah mesin tenun tradisional yang terbuat dari kayu.
Pria yang menggenakan batik ini ternyata sedang membuat tikar yang bahan bakunya berasal dari tanaman Menong. Tanaman jenis rumput ini tumbuh kabarnya hanya tumbuh di daerah yang berlumpur dan memiliki air yang cukup. Selain itu, tanaman ini kabarnya tumbuh dengan panjang lebih kurang 100 cm. Ukurannya pun menyerupai jerami kering.
Mengapit sebatang rokok di bibirnya, jemari pria tua yang memiliki nama Obir (67) itu terlihat lihai memainkan rupa-rupa benang yang terpasang di mesin tenun tradisional tersebut. Tangan kanannya merajut sekumpulan benang, sedangkan tangan kirinya memasukkan seikat menong. Seolah sedang memainkan alat musik petik, sesekali Obir berhenti memainkan benangnya ketika mengisap dalam dalam rokok kreteknya.
Di atas mesin tenun yang kerap disebut tustel itu, Obir tak hanya menggerakkan tangannya saja. Kedua kakinya pun bergerak silih berganti seperti menggenjot kayuh sepeda. Hanya saja, kayuh yang terbuat dari dua batang bambu. Kaki Obir terlihat naik turun seiring dengan gerak kedua tangannya.
Jika tangan kanannya memainkan benang, maka bambu yang diinjak kaki kirinya berada di bawah. Begitu pula sebaliknya, jika tangan kanannya memasukkan setangkai menong ke dalam rajutan benang itu, maka bambu yang diinjak kaki kanannya berada di bawah.
Meski begitu, apa yang dilakukan Obir ternyata bukan usaha miliknya melainkan usaha yang sudah lama ditekuni anaknya, Marna (39). Tak hanya sendiri, kata dia, usaha yang dilakukan Marna itu juga melibatkan beberapa warga kampungnya itu.
 

"Kerajinan yang kami lakukan ini menggunakan biaya mandiri. Tanpa bantuan dari siapa pun," kata Obir ketika ditemui wartawan, Minggu (14/10) siang. Marna, kata obir, mengembangkan kerajinan tangan dari tanaman menong itu sejak tahun 2009.
Obir memang tak memahami jelas tentang penjualan kerajinan yang dilakukan Marna dan sekitar 30 warga Kampung Ciseke itu. Namun, kata Obir, usaha anaknya sudah diterima pembeli asal Tasikmalaya. "Saya hanya membantu saja kalau tidak ada kerjaan di sawah," kata Obir.
Hal senada juga diutarakan Ibin Sohibin (52), warga RT 1 RW 9 Kampung Ciraab, Desa Sindangsari, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung ketika ditemui di kediamannya, Minggu (14/10). Ibin merupakan rekan bisnis Marna sekaligus guru lantaran sebagai perintis kerajinan menong di Desa Sindangsari untuk pertama kalinya. "Kalau saya memulai membuat kerajinan ini sejak tahun 2002," ujar Ibin.
Dikatakan Ibin, kerajinan tikar di desa itu berawal dari ketertarikannya memanfaatkan tanaman yang tumbuh liar itu. Pertama kalinya ia melihat kerajinan tikar berbahan menong itu ketika bepergian ke Tasikmalaya. Berkenalan dengan pegusaha kerajinan menong, ia pun tertarik untuk membuat kerajinan menong di rumahnya.
"Dulu saya memang punya pengalaman menenun sarung karena dulunya kerja di pabrik tenun. Karena di PHK saya mencoba usaha mandiri di rumah," kata Ibin.
Kewalahan melayani pesanan yang terus meningkat, ia pun memberdayakan warga di sekitar kampungnya. Terhitung, ucap dia, sekitar 24 warga Kampung Ciraab menjadi karyawan lepasnya sejak merintis usahanya. Namun ke-24 perajin itu, ucap Ibin, tak bekerja di rumah Ibin melainkan bekerja di rumahnya masing-masing. Ibin membuatkan tustle dan menaruh di kediaman para perajin itu. Alasannya agar karyawan bisa lebih fokus dalam melakukan pekerjaannya. Itu sebabnya di rumah Ibin hanya terlihat sekitar empat buah mesin tustle.
"Perajinnya memang kebanyakan ibu-ibu. Dan mereka bekerja ketika waktu senggang karena mereka harus memasak, mencuci dan kegiatan rumah tangga lainnya," kata Ibin.
Meski begitu usaha yang dilakukan Ibin dan beberapa warganya itu sempat tersandung persoalan. Tergiur untung besar, Ibin tertipu pelanggan yang mengaku berasal dari Pulau Jawa. Pria tersebut menjanjikan akan membantu pengiriman kerajinan hasil tangannya ke luar negeri. Sebanyak 10 kodi tikar tak dibayar pria yang mengaku berasal dari Bogor itu.
"Sejak saat itu kami mulai hati-hati dan hanya mau mengirim barang ke Tasikmalaya saja," kata Ibin.
Dikatakan Ibin, setiap 10 hari, para perajinnya mampu memproduksi sekitar 15 kodi atau sekitar 300-400 lembar tikar menong. Setiap lembarnya, kata Ibin, memiliki panjang sekitar 13 meter. "Coraknya berbeda-beda dan per kodinya kami jual sekiar Rp 560 ribu," ujar Ibin.
Ibin mengatakan, saat ini memang banyak bermunculan perajin menong di Desa Sindangsari. Ia mengatakan ada empat perajin yang menekuni bidang ini. "Keempatnya masih rekananan. Mereka juga memberdayakan warga sekitar untuk melakukan pekerjaan ini. Setiap perajin biasanya memiliki 30-40 orang," kata Ibin. Ia mengatakan, bukan tak mungkin makin banyak bermunculan perajin-perajin lainnya di kemudian hari.
Namun demikian, banyaknya perajin di desa ternyata belum memiliki kelompok perajin menong. Akibatnya para perajin menong ini sering kesulitan dalam permodalan jika ingin meminjam modal. Selain itu, para investor lebih percaya jika para perajin memiliki kelompok perajin.
"Kalau memang ada kelompok perajin kan pasti tidak ada monopoli harga dan permainan harga. Kelompok juga pasti bisa membantu perajin yang kesulitan memasarkan produknya. Sebab bukan tak mungkin hasil kerajinan kami dilirik masyarakat luar negeri," ujar Ibin yang tak memungkiri ingin usahanya bisa merambah ke luar negeri.
Dikatakan Ibin, pembentukan kelompok sudah sempat dibicarakan sejak tahun 2010. Kala itu para perajin sudah membicarakan dan memperjuangkan pembentukan kelompok perajin ke pemerintah Kabupaten Bandung. Namun, kata dia, sampai sekarang tak ada tanggapan dari pemerintah Kabupaten Bandung.
"Harapan kami dengan adanya kelompok dinas terkait di Kabupaten Bandung bisa membantu kami untuk memfasilitasi kami dalam pencarian investor. Selain itu kami juga membutuhkan pelatihan untuk mengembangkan usaha kami. Tapi nyatanya tak ada tembusan bahkan tinjauan dari pemerintah terhadap apa yang kami lakukan," katanya.
Ibin mengatakan, para perajin menong di Desa Sindangsari memang berharap kerajinannya bisa dikenal ke berbagai daerah seperti kerajinan menong yang ada di Yogyakarta. Bahkan, kata dia, kerajinan menong di Yogyakarta tak hanya memproduksi tikar saja. Menurutnya, berbagai macam aksesoris, souvenir, tas, dan lainnya menjadi daya tarik wisatawan ketika menyambangi kota gudeg itu.
"Kalau kami memiliki modal besar tentunya kami ingin mengembangkan kerajinan kami sehingga tak hanya membuat tikar saja. Kami pun sudah mencoba membuat tas dari menong dan kami pun bisa. Tapi semuanya memang terbentur modal karena bahannya tak hanya menong saja. Untuk memenuhi kebutuhan menong ke Tasikmalaya saja kami masih kewalahan," ujar Ibin yang ingin Desa Sindangsari menjadi sentra kerajinan menong di Kabupaten Bandung.(Dent)

Warga Kampung Bojong Cigentur Mulai Resah Terancam Banjir



Catatan Jurnalis – Puluhan kepala keluarga  yang bermukim di RT 2 dan RT 3 RW 3 Kampung Bojong Cigentur, Desa Cigentur, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung.Mulai bersikap was was dan siaga, pasalnya, memasuki musim hujan yang diperkirakan terjadi mulai Oktober ini, warga mulai merasa resah terancam banjir bandang yang kerap terjadi setiap tahunya.
"Banjir tersebut merupakan dampak dari belum dibongkarnya bangunan milik PT Tri Berkat Anugrah (PT TBA) yang keberadaanya berdiri di bibir sungai," ujar Ketua  Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) Cigentur, Ecep Saefudin kepada wartawan, Minggu (14/10) siang.
Ecep mengatakan, bangunan milik PT TBA yang berdiri tepat di bibir sungai itu itu memang salah kaprah. Pasalnya,berdasarkan peraturan pemerintah bahwa setiap bangunan yang berdiri di pinggir sungai harus memiliki jarak sekitar tiga meter dari bibir. Sedangkan bangunan tersebut berdiri di atas bibir sungai.
"Pemerintah kurang memperhatikan kondisi warga. Padahal di kampung itu juga ada sekolah  yakni Madrasah Diniah Nurul Huda..bahkan sarana pendidikan tersebut kerap kebanjiran," kata Ecep.
masih menurut Ecep, warga akan melakukan aksi demo ke pemerintah Kabupaten Bandung, jika tak kunjung melakukan pembongkaran ataupun pihak pemerintah tak melakukan tindakan tegas. "Kami sampai saat ini menunggu dan menunggu perhatian dari pemerintah.Padahal pihak PT TBA menunggu kedatangan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kabupaten Bandung," ujar Ecep.
Sementara menurut Wakil Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) wilayah Cikancung, Ujang Jaun kepada wartawan, Minggu (14/10) sore. Ia menyayangkan sikap pemerintah yang tak memiliki sikap tegas seolah berpihak kepada perusahaan. Padahal, kata dia, bangunan tersebut tidak memiliki izin yang sah terutama dari warga sekitar.
"Saya khawatir kalau ini tidak ada tanggapan, masyarakat pasti akan berontak. Apalagi mereka  terasa terancam karena banjir akibat dampak bangunan dari PT TBA itu.sementara sampai saat ini warga terus menunggu sikap dari pihak pemerintah," ujar Ujang.
Masih kata Ujang, bersabarnya warga hingga sampai saat ini bukan lah tanpa alasan. Menurutnya, warga masih menghormati dan menghargai upaya dari anggota dewan DPRD Kabupaten Bandung yang akan mengajukan persoalan ini ke tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar).
"Kalau misalkan memang sampai musim hujan tidak ada sikap, kemungkinan besar warga pasti akan berontak. Apalagi perusahaan ngotot mempertahankan bangunan tersebut hingga ada keputusan secara resmi dari pemerintah," ujar Ujang.
 Banjir tak pernah terjadi di Kampung Bojong sebelum adanya bangunan di atas bibir sungai itu. "Banjir akibat air meluap karena penyempitan yang terjadi akibat adanya bangunan tersebut, sehingga terjadi arus balik dan meluap ke rumah-rumah warga. Banjirnya pun mencapai setinggi 2 meter," kata Ujang.
Sebelumnya, ratusan warga dari Desa Cigentur sempat berunjuk rasa di depan pabrik pemintalan yang letaknya di Jalan Raya Cicalengka-Majalaya Km 6, Desa Srirahayu, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, Rabu (5/9).
Pada saat aksi demo warga yang berjumlah sekitar seratus orang itu menuntut pembongkaran bangunan yang menjadi satu dengan tembok Sungai Cigentur, sehingga membuat lebar anak Sungai Citarik menyempit. 
Berdasarkan penuturan Ketua Kelompok Tani Desa Cigentur Tani Jaya, Jojo Mulyadi ketika ditemui wartawan, usai berunjuk rasa. Luapan air tersebut kerap membenamkan lahan pertanian seluas 10 hektare ketika musim hujan tiba lantaran aliran air pasti akan lari ke daerah yang lebih rendah.Sementara salah seorang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Cigentur, Riky Priyatna (25), pun mengatakan hal yang sama. Ia mengatakan, pembangunan tembok di bibir sungai tersebut tidak memiliki izin warga.
Sementara itu, pihak PT TBA melalui humasnya Mulyadi saat dikonfirmasi pia telpon,Minggu (14/10) tak mau berkomentar tentang keluhan warga tersebut. Ia pun malah mempersilahkan wartawan untuk menulis apa adanya. "Saya lagi di WC. Dan sekarang hari Minggu. Terserah Anda mau bilang apa," kata Mulyadi.(Dent)

202 Tahun Kota Bandung Mantapkan Pembangunan*



25 September 1810 - 25 September 2012
Bale Kota Bandung/ doc iksan
 Di Usia yang tidak sebentar Kota Bandung genap merayakan hari jadinya yang ke 202  tahun (terhitung pada 25 September 1810). Usia yang bukan lagi seumur jagung untuk sebuah kota besar dengan luas 16.729,50 Hektar. Perjalanan Kota metropolitan sebagai jantungnya Provinsi Jawa Barat yang dikenal dengan wisata kuliner serta pusat perbelanjaan fashion ini makin hari makin terus berbenah diri.
Bila dikatakan, 202 tahun Kota Bandung membangun begitu menjelma dengan penataan kota yang berbasis jasa serta bermuara pada Kota Bandung sebagai kota Bermartabat (Bersih, Makmur, Taat dan Bersahabat). Kota bermartabat hakikatnya kota dan warganya mempunyai kehormatan, kebanggaan dan jati diri.
Dalam hal ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dengan kepemimpinan H. Dada Rosada, SH., M.Si serta Wakil Walikota Bandung, Ayi Vivananda mencoba untuk memberikan pelayanan publik yang terbaik bagi warganya. Bahkan di pundak Dada Rosada, dibantu para SKPD terkait dan sinergitas yang dibangun Sekretaris Daerah kota Bandung, DR. H. Edi Siswadi, M.Si pembangunan kota terus digiatkan, tidak terkecuali dengan penataan bangunan kota yang mempertahankan karakteristik sebagai kota sejarah dan juga penghijauan kota guna menjadikan Kota Bandung kembali asri.
Banyak yang telah dilakukan Pemkot Bandung antara lain, penataan Lapangan Tegalega yang tadinya kumuh menjadi tampak campernik, bahkan sejauh ini menjadi pusat wisata keluarga yang sekedar hendak menikmati ruang terbuka dengan pemandangan rindang yang ditanami pepohonan juga sebagai tempat olahraga. Begitu pula pembangunan Fly-Over Pasupati, perluasan Bandara Husein Sastranegara juga pembangunan Tol Cipularang. Sedang kini Kota Bandung tengah mempersiapkan pembangunan mega proyek dengan akan dibangunnya Sarana Olahraga (SOR) Gedebage sebagai kebutuhan para olahragawan juga stadion kebanggaan bagi publik pecinta klub Persib Bandung, disdamping juga tengah merancang pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Sampah (PLTSa).
Melalui 7 Program Prioritas yang sejak awal digulirkan pada periode pertama menjadi Walikota Bandung (Oktober 2003 hingga 2008), Dada Rosada mencoba untuk terus diretas serta dijabarkan dari visi dan misi kota Bandung sebagai bentuk mengembangkan sumber daya manusia yang berdaya saing, handal dan religius, mengembangkan perekonomian kota yang adil dan tangguh, mengembangkan social budaya kota yang ramah dan kesadaran tinggi beserta berhati nurani, dan peningkatan penataan kota yang professional, efektif, akuntabel, transfaran serta mengembangkan keuangan kota.
7 program prioritas diantaranya (1). Bidang Pendidikan dengan target Bandung Cerdas 2008, tercatat meningkatnya angka partisifasi murni dan kasar pada setiap strata pendidikan, menurunnya angka putus sekolah pada setiap strata pendidikan pra sekolah dasar dan menengah., (2). Kesehatan dengan target Bandung Sehat 2007, ditandai dengan indicator pencapaian Umur Harapan Hidup (UHH) dan peningkatan status gizi. Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) akibat melahirkan. Memberikan juga pelayanan Askeskin serta Bawaku (Bantuan walikota Khusus) Sehat., (3). Kemakmuran, Bandung Makmur 2008, tercapainya indicator keinerja pembangunan dengan meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dari 7,34% pada 2003 menjadi 8,24% pada 2007 atau setara meningkat 0,90%. Disamping pula menurunnya jumlah pengangguran sebesar 17,58%. Meningkatnya Upah Minimum kota (UMK) juga dengan digulirkannya Bawaku Makmur untuk warga yang kurang mampu hingga diharap mendongkrak tingkat daya beli masyarakat., (4). Lingkungan, Bandung Hijau 2006, ditandai dengan diciptakannya Ruang Terbuka Hijau hingga 30% dan sejauh ini telah lebih dari  6,91% yang telah dilakukan penghijauan. Juga dijadikannya lingkungan Hidup sebagai bahan kurikulum khusus sekolah., (5). Seni Budaya, Bandung Kota Seni Budaya 2008, ditandai dengan pelestarian cagar budaya, pembangunan sarana kesenian sunda serta padepokan seni dan ngamumule bahasa indung., (6). Olahraga, Bandung Kota Berprestasi 2008, ditandai dengan menjuarai serta mendominasinya atlet Bandung dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jabar, serta event olahraga lainnya., serta (7). Agama, Bandung Agamis 2008 ditandai dengan rukunnya serta saling menghormati antar umat beragama juga digapainya peringkat juara umum Musabaqoh Tilatil Qur’an (MTQ) secara berturut-turut oleh Kafilah kota Bandung. Hingga pada periode kedua Walikota Bandung kepemimpinan H. Dada Rosada, SH. M.Si yang dilantik pada 16 September 2008 yang didampingi Wakil Walikota, Ayi Vivananda, kembali memantapkan 7 program prioritas dalam menyongsong pembangunan kota hingga seperti yang diharapkan semua warganya.
Pengelolaan dan pengendalian manajemen Pemerintah Kota Bandung periode 2003-2008, dengan Peraturan Daerah (Perda) No. 6 tahun 2004 tentang rencana Strategis 7 Prioritas Pembangunan Kota Bandung dan dimantapkan pada peiode 2008-2013 dengan Perda no. 9 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), 7 agenda Prioritas Pembangunan kota Bandung. Perwujudan visi Kota Bandung sebagai Kota Jasa Bermartabat telah dapat diimplementasikan sesuai kemampuan sumber daya yang dimiliki Pemkot Bandung dalam hal ini. Tak pelak pula, dalam upaya mengoptimalkan 7 program prioritas, secara factual telah mendongkrak peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Bandung secara signifikan dari semula 77,15 poin pada 2003 menjadi 78,09 poin pada 2007 atau naik 8,09%. Tidak cukup disitu saja, penyelesaian permasalahan-permasalahan yang dihadapi warga Kota Bandung adalah sangat penting manakala pengembangan social budaya dapat dicapai dengan berkurangnya praktek prostitusi. Hal ini dibuktikan dengan ditutupnya lokalisasi saritem, sebuah tempat mesum yang diyakini umat muslim sebagai mayoritas penduduk di Kota Bandung dapat mengganggu pada ketenangan beribadah serta merusak moral anak bangsa selain pula pencitraan kota yang kurang baik.
Revitalisasi 7 (tujuh) sentra perdagangan (Pedagang Cigondewah, Cibaduyut, Cihampeulas, Jln. Suci, Binong Jati, Cibuntu dan Sukamulya) merupakan terobosan dari bagian penataan kota. Sementara itu, penetaan moda transfortasi, pembangunan kawasan seni ujung Berung, pariwisata dan Saung Angklung Mang Ujo.
Revitalisasi juga dilakukan pada pasar tradisional, penataan puclut dan terobosan lainnya guna mengakomodasi aspirasi masyarakat kota. Terobosan lainnya yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung adalah bekerjasama dengan Pemkot Cimahi, Pemkab. Bandung, Pemerintah Kab. Barat  melakukan penanaman pohon sebagai patok pembatas/ green belt di kawasan sepanjang perbatasan kota/kabupaten.
Selain 7 Program Prioritas, Pemkot Bandung juga memiliki 5 gerakan, yakni (1) Gerakan Penghijauan, hemat dan menabung air dengan menanam pohon produktif dan pelindung serta membuat sumur resapan; (2) Gerakan Cikapundung bersih; (3) Gerakan sejuta bunga; (4) Gerakan udara bersih; dan (5) Gerakan P4LH (Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan, dan Pengawasan lingkungan hidup).
Kota Bandung sebagai kota jasa bermartabat selain dijadikan titik tolak akselerasi (percepatan) pembangunan melalui beberapa agenda besarnya, juga dijadikan sebagai peluang bagi aparaturnya dan masyarakat untuk terus berkarya secara professional serta didasari kecintaan dan kearifan terhadap kota.
Terkait Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) yang lebih dari 2 abad imi, Walikota Bandung, H. Dada Rosada, SH., M.Si selalu menegaskan dalam beberapa kesempatan dikatakannya, menyambut hari jadi janganlah hanya diukur atau dihitung usia fisik kota, namun yang lebih penting adalah menjadikan peringatan HJKB sebagai sumber inspirasi untuk bekerja lebih keras, kreatif serta produktif. Bahkan dirinya menekankan pada bawahannya agar senantiasa melakukan percepatan pembangunan agar seluruh konstruksi sumber daya local Kota Bandung dalam keadaan dapat diperhitungkan, baik juga berdaya saing dalam meraih kemajuan di tingkat nasional bahkan pula pada tingkat internasional. 
Sarat Prestasi
202 tahun Kota Bandung membangun, sarat pula dengan segudang prestasi yang diraihnya. Prestasi sebagai apresiasi dan penghargaan terhadap pembangunan yang dilakukan Pemkot Bandung dalam berbagai bidang. Prestasi pun dinilai sebagai penyampaian hasil kinerja Pemkot Bandung sebab apa yang dilakukan adalah semata-mata untuk perbaikan kualitas pelayanan public dan mendorong terjadinya partisifasi masyarakat dalam proses pembangunan. Bahwa --diakui ataupun tidak-- benar bila prestasi yang membuat prestise bagi kota berjulukan Paris van Java ini.
           
Prestasi atau penghargaan yang telah disabet Pemkot Bandung, antara lain:

-          Nugra Jasadarma Pustaloka sebagai Pembina Perpustakaan Terbaik tingkat Nasional tahun 2010.
-          The Best Effort Kategori Metropolitan dalam Lingkungan Hidup, serta Adiwiyata Mandiri, yang langsung diterima Walikota Bandung, H. Dada Rosada, SH, M.Si, Selasa 08 Juni 2010 di Jakarta.
-          Kafilah Kota Bandung yang telah mempertahankan sebagai Juara Umum MTQ berturut pada 2007 di Cirebon serta MTQ 2008 di Bandung. Terakhir Juara Umum MTQ ke 31 di Kota Depok 2010. Penghargaan langsung diterima Walikota Bandung, H. Dada Rosada, SH, M.Si, dari Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Lc.
-          Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandung, Hj. Nani Dada Rosada yaitu Satya Lencana Wira Karya yang diserahkan Wakil Presiden RI, Bpk. Boediono di Palu Sulawesi Tengah, Selasa 20 Juli 2010.
-          Piagam Penghargaan Adipura (Best Effort) Kategori Kota Metropolitan diterima oleh Walikota Bandung, H. Dada Rosada, SH. M.Si dan Piagam Adiwiyata (sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan selama 3 tahun berturut-turut) diterima oleh Kepala SMPN 7 Bandung, penghargaan diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup RI, Rachmat Witoelar pada acara Anugerah Lingkungan Hidup 2009 di Jakarta, Jum'at 5 Juni 2009.
-          Kota terbaik bagi penanaman modal 2009 dari Badan Koordinasi Penanaman Modal, sebagai peingkat ke III, yang diserahkan langsung dari Menko Perekonomian RI, Hatta Rajasa dan diterima Walikota Bandung, H. Dada Rosada, SH, M.SI, di Jakarta, Rabu 09 Desember 2009.
-          Kota Langit Biru dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan diterima langsung oleh Walikota Bandung, H. Dada Rosada, SH, M.Si. di Jakarta Jumat, 24 Juli 2009.
-          Menerima penghargaan Lencana Aditya Karya Mahatva Yodha sebagai Pembina Umum Terbaik Karang Taruna kabupaten/Kota Tingkat Nasional tahun 2007.
-          Pemkot Bandung menerima penghargaan sebagai Kota koperasi dari Pemerintah Pusat.
-          Piagam penghargaan sebagai kota Vokasional (Sekolah Kejuruan) dari Mendiknas.
-          Piagam Penghargaan sebagai Walikota berprestasi dalam bidang pembangunan pertanian dari Menteri Pertanian.
-          Penghargaan Piala Suratin Utama, penghargaan sebagai tokoh sepakbola tingkat utama dari PSSI yang diserahkan oleh Wakil Presiden RI.
-          Penghargaan Satyalencana Wira Karya dari Presiden RI atas dharma baktinya yang besar terhadap Negara dan bangsa Indonesia khususnya dalam bidang Program Keluarga Berencana.
-          Pada 2006 mendapat Piala Penghargaan Indonesian Consumer Protection Award, penghargaan kepada BPSK terbaik dari menteri Perdagangan.
-          Piagam dan lencana tanda kehormatan Satyalancana Pembangunan tingkat Nasional dari Presiden RI.
-          Penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima kepada Unit Kerja Pelayanan Publik dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara RI, yang diserahkan oleh Presiden RI.
-          Piagam Penghargaan Widyakrama tingkat Nasional dari Presiden RI atas prestasi tertinggi dalam wajar Dikdas 9 tahun.
-          Pada 2005, mendapat Piagam Penghargaan Wahana Tata Nugraha dan Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Kota sebagai kota raya dari Menteri Perhubungan.
-          Penghargaan Pembangunan Kesehatan Mewujudkan Indonesia Sehat 2010 peringkat Manggala Karya Bakti Husada Arutala dari Menteri Kesehatan.
-          Piagam Partisifasi dalam peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) dari Gubernur Jawa Barat.
-          Penganugerahan Piala Wajar Dikdas 9 Tahun Award Peringkat I (Pertama) Wilayah Priangan dari Gubernur Jabar.
-          Piagam penghargaan Manggala Kencana II Tingkat Nasional dari BKKBN yang diserahkan langsung Presiden RI.
-          Anugerah piagam Kepemudaan Atas Prestasi dan Kepeduliannya Terhadap Pembangunan Kepemudaan di Daerah Tingkat Nasional dari Mendiknas.
-          Juara Nasional Lomba Emisi Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah.
-          Juara Pengembang Pengrajin Alas Kaki Pameran Tekstil dan Produk Tekstil Dan Alas Kaki Produksi Indonesia Untuk Tingkat Nasional.
-          Piala dan pernghargaan terbaik sebagai Motivator Dalam Memberikan Perhatian Besar Kepada Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Bandung.
-          Penghargaan Karya Kencana II sebagai kota terbaik ke 1 Dalam Penanganan Narkoba.
-          Penghargaan dalam Kinerja Pembangunan Masyarakat Kelurahan sebagai Peringkat Terbaik Ke 1 se-Jawa Barat.
-          Bahkan baru-baru ini Kota Bandung menerima Piala Wahana Tata Nugraha kategori Angkutan umum, untuk Kota Metropolitan. Penghargaan diterima langsung oleh Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada SH. M.Si, dari Menteri Perhubungan, Freddy Numberi. di Gedung Mataram Kementerian Perhubungan, Jalan Merdeka Barat, No.8 Jakarta.
-          Kota Bandung raih sebagai Pembina K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) Tingkat Kota/Kabupaten dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Penghargaan diterima langsung oleh: Walikota Bandung, H. Dada Rosada dan diserahkan oleh: Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar pada acara malam anugerah K3 2012 di SMESCO center, Jakarta Rabu (25/4).
-          Kota Bandung mendapat Piala Wahana Tata Nugraha 2011 Kategori kota metropolitan Piala diterima oleh : Walikota Bandung H. Dada Rosada SH., M.Si Yang diserahkan oleh : Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan Di jakarta, Selasa, 29 mei 2012 .
-          Kota Bandung juga raih penghargaan Ing Ngarso Sung Tulodo Utama dari Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Pusat Yang diserahkan oleh Wakil Menteri Hukum Dan Ham Denny Indrayana Di palembang, Rabu, 6 Juni 2012
 Juga banyak lagi piagam pernghargaan juga prestasi yang telah didapat Pemerintah kota Bandung sebagai penyampaian hasil kinerja yang dilakukannya.
Selamat Hari Jadi Kota Bandung ke-202! Semoga dengan usia-mu yang semakin matang kini, banyak lahirkan generasi yang bisa dibanggakan. (Ihsan)

Label 1

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Jurnalis - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger